Abstract:
Anak tunanetra merupakan anak yang mengalami kehilangan penglihatan sehingga memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi perkembangannya. Dampak yang nyata dari ketunanetraan tersebut adalah keterbatasan/ kehilangan alat orientasi yang utama, kesulitan dalam melakukan mobilitas dan kesulitan bahkan tidak mampu membaca dan menulis huruf (bagi tunanetra yang sangat berat). Kehilangan penglihatan menyebabkan anak tunanetra sulit dalam melakukan mobilitas, artinya sulit untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Oleh karena itu, kepada mereka perlu diberikan suatu keterampilan khusus agar dapat melakukan mobilitas dengan cepat, tepat dan aman. Pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan agama Islam anak penyandang tunanetra dalam langkah-langkahnya mempunyai kesamaan antar jenjang. Akan tetapi penggunaan metoda dalam proses pembelajaran berbeda, walaupun penggunaan metode sama penyampaian materi yang digunakan guru berbeda pada setiap jenjangnya, mulai dari bahasa, sikap, dan memberi penguatan terhadap peserta didik. Selain itu metode yang digunakan guru lebih terpaku pada metode ceramah.