Abstract. Non-psychotic central nervous system diseases, especially epilepsy has a high prevalence in Indonesia. Epilepsy often appear with other diseases. One of first line antiepileptic is phenytoin, so that should be a study of phenytoin drug interactions. On pharmacology therapy, epilepsy requires a combina-tion of drugs and the most prescribed antiepileptic combination is phenytoin. This drug combination often causes the emergence of drug interactions, both pharmacokinetic and pharmacodynamics interactions. This study was conducted to determine the quantity of drug interactions, type of drug interactions, as well as the mechanism and effects of phenytoin’s drug interactions. This research was conducted by using a non-experimental design (retrospective study) and sample data obtained descriptively assessed based on literature review. The sampling is done by using the Slovin’s formula. The results showed that there are 255 prescriptions that have potential interactions with 58 phenytoin’s drug combinations (52 pharmaco-kinetic interactions and 6 unknown). In general, the intraction that occurs is a pharmaco-kinethic interac-tion with a mechanism that indicates that the work of drug disrupted by the work of another drugs, causes decreasing or increasing the pharmacology effects and increasing the side effects of drugs that need to be addressed to avoid drug combinations, dose adjustment, replacing drug combinations or monitoring of doctors prescribing.Abstrak. Penyakit saraf nonpsikotik khususnya epilepsi memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Epilepsi seringkali mucul disertai dengan penyakit lain. Salah satu obat antiepilepsi lini pertama adalah fenitoin, sehingga diperlukan kajian mengenai interaksi obat fenitoin. Pada terapi secara farma-kologinya, penyakit epilepsi membutuhkan kombinasi yang seringkali menyebabkan munculnya interaksi obat, baik secara farmakodinamik maupun farmakokinetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan jenis interaksi obat fenitoin, serta bagaimana mekanisme dan efek yang ditimbulkan dari interaksi tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian non-eksperimental yaitu studi retrospektif dan data sampel yang didapat dikaji secara deskriptif berdasarkan penelusuran pustaka. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 255 resep yang berpotensi interaksi dari 392 sampel resep secara keseluruhan dengan 58 interaksi obat fenitoin (52 interaksi farmakokinetik dan 6 interaksi yang tidak diketahui mekanismenya). Secara umum interaksi yang terjadi adalah interaksi secara farmakokinetik dengan mekanisme yang mayoritas menunjukkan bahwa obat satu mengganggu obat lain sehingga berefek pada menurun atau meningkatnya efek farmakologi obat dan meningkatnya efek samping, sehingga perlu diatasi dengan menghindari kombinasi obat tersebut, penyesuaian dosis, penggantian kombinasi obat atau dilakukan pemantauan dari dokter yang meresepkan.
Penyakit saraf nonpsikotik khususnya epilepsi memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Epilepsi seringkali mucul disertai dengan penyakit lain. Salah satu obat antiepilepsi lini pertama adalah fenitoin, sehingga diperlukan kajian mengenai interaksi obat fenitoin. Pada terapi secara farma-kologinya, penyakit epilepsi membutuhkan kombinasi yang seringkali menyebabkan munculnya interaksi obat, baik secara farmakodinamik maupun farmakokinetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan jenis interaksi obat fenitoin, serta bagaimana mekanisme dan efek yang ditimbulkan dari interaksi tersebut. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian non-eksperimental yaitu studi retrospektif dan data sampel yang didapat dikaji secara deskriptif berdasarkan penelusuran pustaka. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 255 resep yang berpotensi interaksi dari 392 sampel resep secara keseluruhan dengan 58 interaksi obat fenitoin (52 interaksi farmakokinetik dan 6 interaksi yang tidak diketahui mekanismenya). Secara umum interaksi yang terjadi adalah interaksi secara farmakokinetik dengan mekanisme yang mayoritas menunjukkan bahwa obat satu mengganggu obat lain sehingga berefek pada menurun atau meningkatnya efek farmakologi obat dan meningkatnya efek samping, sehingga perlu diatasi dengan menghindari kombinasi obat tersebut, penyesuaian dosis, penggantian kombinasi obat atau dilakukan pemantauan dari dokter yang meresepkan.