Abstract:
dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel tumor
malignan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas
sitotoksik yang dimilki oleh biji dari tanaman salak (Salacca zalacca (Gaert.)
Voss), juga menentukan golongan senyawa yang menimbulkan aktifitas sitotoksik.
Adapun ekstrak biji salak diperoleh dengan menggunakan metode refluks secara
bertingkat, dengan tiga pelarut berbeda, yaitu n-heksana, etil asetat, dan etanol
70%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada pengujian sitotoksik dengan
metode brine shrimp lethality test (BSLT) untuk ekstrak n-heksana adalah 125,
150, 175, 225, 250 ppm dan etil asetat adalah 150, 175, 200, 225, 250 ppm,
sedangkan untuk ekstrak etanol 70% yaitu 25, 50, 75, 100, 125 ppm. Nilai Lethal
Concentration (LC50)yang diperoleh dari masing-masing ekstrak yaitu 148,479
ppm untuk ekstrak n-heksana, 212,864 ppm untuk ekstrak etil asetat dan 80,728
ppm untuk ekstrak etanol 70%. Berdasarkan hasil analisis kualitatif kromatografi
lapis tipis terhadap ekstrak etanol yang memiliki aktifitas sitotoksik terkuat, yang
diduga memiliki aktifitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina senyawa
golongan tanin, monoterpen/seskuiterpen, polifenolat dan alkaloid yang diduga
memiliki aktifitas sitotoksik terhadap larva Artemia salina adalah golongan tanin,
monoterpen/seskuiterpen, polifenolat dan alkaloid.