dc.description.abstract |
Latar Belakang. Penggunaan obat pada ibu hamil mcngalami peningkatan sclama 3-4
dekade terakhir baik di Amcrika Serikat maupun negara -negara lain di dunia. Salah satu
penyebab meningkatnya pcnggunaan obat bebas terbatas pada ibu hamil adalah semakin
mcningkatnya risiko infeksi pada saat keharnilan, Sekitar 92,6% ibu hamil melakukan
pengobatan sendiri dengan rnengonsumsi obat bebas terbatas, Salah satu obat yang paling
umum digunakan adalah pseudoefcdrin, sekitar 25% ibu hamil terpapar oleh obat ini selama
masa kehamilannya. Pseudocfedrin umum digunakan untuk mengatasi gejala hidung
tersumbat yang disebabkan oleh pilek, alergi, influenza. dan infeksi saluran napas atas
(ISPA). Pseudoefcdrin yang rnerupakan agonis u- dan p-adrcnoscptOf akan berikatan dcngan
rescptornya pada pembuluh darah sehingga menycbabkan vasokonstriksi dan pada sel otot
jantung menyebabkan pcningkatan denyut jantung. Vasokontriksi pembuluh darah artcri
dapat meningkatkan tekanan darah atau hipertensi sehingga jantung harus bekerja lebih keras
untuk dapat memompa darah sesuai kebutuhan tubuh. Secara fisiologis, pada ibu harnil
terjadi peningkatan kerja janrung sebagai bentuk kompensasi untuk mcnyuplai nutrisi dan
oksigen yang eukup kepada janin. Maka dapat dibayangkan bahwa kerja jantung akan
menjadi bekerja Icbih bcrat jika ibu melakukan pcngobatan dcngan pseudoeferin sclama masa
kehamilan, Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan struktur jantung, diantaranya hipertrofi
vcntrikel kiri akibat peningkatan jumlah dan ukuran sci-sci otot, penebalan dinding ventrikel,
dan pernbesaran dimensi ruang jantung. Pseudoefedrin merupakan agen vasokontriksi yang
dapat diakses dan digunakan seeara luas oleh ibu hamil. Hal ini mcngakibatkan
pseudoefedrin berpotensi menjadi faktor penyebab timbulnya kondisi patologis terkait sistem
kardiovaskular pada ibu hamil. Mengingat jantung merupakan salah satu organ vital yang
berperan penting dalam mcmpertahan kelangsungan hidup ibu dan janin serta masih
terbatasnya data mengenai efek pseudoefedrin terhadap kondisi tubuh sclama masa
keharnilan, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian
pada masa awal kehamilan terhadap gambaran histologi jantung. Peneliti ingin mempelajari
lebih lanjut sejauh mana pseudoefedrin dapat memengaruhi struktur jantung sehingga akan
berimplikasi pula pada fungsi jantung.
Metode. Penelitian ini rnerupakan penelitian eksperimental laboratorium munu In vivo
dengan rancangan acak lengkap. Subjck pcnelitian yang digunakan adalah rnencit (Mus
musculus) betina dewasa yang dibagi secara aeak menjadi empat kclompok, yaitu kelompok
kontrol, kelompok uji yang diberi pseudoefedrin dengan dosis 0,312 mg/24 jam, kelompok
uji yang diberi pseudoefedrin dengan dosis 0,624 mg/24 jam, kelompok uji yang diberi
pseudoefedrin dengan dosis 1,248 mg/24 jam selama 7 hari. Pada akhir masa percobaan,
yaitu hari ke-18 umur kebuntingan, meneit dikorbankan dan dibedah untuk diambil organ
jantungnya. Kemudian dilakukan pembuatan, pewamaan Hcmatoksilin Harris-Eosin (HE), dan
pengamatan terhadap sediaan mikroskopik/histologi jantung.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok P3 memiliki dinding
vcntrikel kiri yang lebih tebal dan jumlah nuklci otot jantung yang lebih banyak per Jlm3
secara signifikan dibandingan kelompok kontrol (p<O,05). Hasil menunjukkan bahwa
pcmberian pseudoefedrin dosis tinggi pacta masa awal kehamilan dapat memengaruhi struktur
jantung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh
pemberian pseudoefedrin pacta masa awal kebuntingan terhadap gambaran histologi jantung
rnencit betina sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mcngembangkan pcnelitian
terkait pseudoefedrin atau obat bebas terbatas lainnya yang berpotensi menjadi penyeban
muneulnya kondisi patologis selama kehamilan. |
en_US |