dc.description.abstract |
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 Tahun 2015,
yaitu pengembangan potensi diri siswa secara utuh dengan wajib menggunakan
waktu 15 menit pada jam pelajaran sebelum belajar mengajar dimulai untuk
membaca, Sesuai spirit permen, yaitu penumbuhan budi pekerti, literasi sekolah
hendaknya ditujukan sebagai ikhtiar pembentukan budi pekerti siswa melalui
membaca dan menulis. Buku wajib baca yang mengandung nilai-nilai, contoh
tindakan positif yang menginspirasi siswa agar memiliki budi pekerti yang baik.
Kasus hebohnya buku kelas VII, bahasa Indonesia, yang memuat cerpen
"Gerbana" untuk Kurikulum 2013 menjadi contoh betapa kosakata yang layak
dipahami seusia siswa SD sampai SMA masih dipersoalkan, Untuk menetapkan
jenis buku yang dibaca, harus ditetapkan dulu tujuan kewajiban itu. Dapat berupa
buku cerita lokal, dongeng local yang sangat kaya di Indonesia, sejarah lokal,
sejarah nasional yang menggambarkan ketokohan, cerita capaian individual
manusia Indonesia yang mampu menginspirasi, seperti biografi tokoh lokal atau
nasional, bahkan tokoh internasional.
Untuk menumbuhkan semangat cinta Tanah Air bisa disiapkan buku
bacaan tentang sejarah bahasa Indonesia, sejarah bendera Merah Putih, sejarah
lagu kebangsaan "Indonesia Raya", sejarah penciptaan lambang negara. Badan
Bahasa beberapa tahun terakhir ini telah mendokumentasi cerita lokal dari
berbagai daerah, Tak kurang dari 446 judul cerita dan dongeng lokal terkumpul.
Buku-buku itu dapat menjadi bahan bacaan siswa terkait literasi sekolah,
Penelitian ini ingin melihat "Sejauhmana Gerakan Literasi Sekolah Dapat
Menumbuhkan Budaya Membaca di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) di kota Bandung". Metode yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan
survey eksplanatori, yaitu metode penelitian yang mengambil beberapa sampel
dari populasi dan mcnggunakan angket (kuesioner) sebagai alat pengumpul data
yang pokok,
Peserta didik dapat ditugaskan melaporkan hasil membaca berupa
memodifikasi bahan bacaan dalam bentuk menceritakan kembali, meringkas,
mengokonversi teks bacaan menjadi jenis teks lainnya, menemukan pesan teks
bahan bacaan, debat tentang karakter tokoh. Kegiatan itu dapat secara lisan
maupun tulisan. Melalui kemampuan mengerjakan tugas itu, siswa menunjukkan
telah membaca.
Literasi sekolah bermanfaat bagi siswa untuk memahami karakter atau
nilai positif dan negatif, sehingga bisa menjadi rujukan bertingkah laku. Hal lain
adalah ketersediaan bahan bacaan. Perpustakaan sekolah menyiapkan bahan
bacaan terkait cerita atau dongeng lokal, Bahan bacaan yang didigitalkan
bermanfaat untuk mengefisienkan pemakaian ruang bacaan di sekolah. Peserta
didik tak harus ke perpustakaan sekolah, cukup membuka perangkat elektronik
mereka melalui smartphone yang m ereka miliki, tinggal sekolah menyediakan
fasilitas internet atau wifi. Dengan demikian, Permendikbud Nomor 21 Tahun
2015 dapat berkontribusi nyata bagi pembentukan budi pekerti siswa, |
en_US |