dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi saat ini, membuat kebutuhan orang akan internet menjadi lebih tinggi, sehingga sarana untuk memanfaatkan internet pun makin berkembang, Mulai dari laptop, smartphone, tablet hingga fasilitas wifi yang banyak dipasang, baik di kantor,sekolah, perguruan tinggi bahkan sarana umum seperti taman. Penggunaan internet yang sering, menjadikan beberapa orang menjadi sangat bergantung dengan internet, sehingga kurang bisa mengontrol penggunaannya, sehingga terkadang mengganggu pekerjaan, akademik dan relasi sosialnya. Kondisi tersebut kemudian disebut dengan internet addiction. Salah satu faktor yang membuat orang rentan menjadi internet addiction adalah kemampuan sosial, atau interpersonal competence.
Penelitian ini bertujuan untuk: mendapatkan gambaran mengenai keterkaitan antar
interpersonal competence dan internet addiction, pada remaja dan dewasa awal di Bandung, serta aspek interpersonal competence yang mana yang memiliki korelasi yang paling signifikan dengan internet addiction. Bentuk analisis statistik yang digunakan adalah teknik statistik multiple regression. Analisis statistik ini merupakan analisis yang dapat mengukur kekuatan korelasi antara dua variabel penelitian. Populasi target dalam penelitian ini adalah remaja dan dewasa awal di kota Bandung. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel insidental, yakni mengambil sampel sebanya 251 orang dari individu yang kebetulan dianggap memenuhi kriteria sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data bahwa interpersonal competence memiliki kontribusi terhadap internet addiction sebesar 10,2 %, sedangkan 89,8%-nya ditentukan oleh variabel diluar interpersonal competence. Secara parsial, pada keseluruhanresponden, hanya domain disclosure yang memiliki pengaruh terhadap internet addiction. Sedangkan pada remaja terdapat tiga domain yang memberikan pengaruh terhadap internet addiction, yaitu negative assertion, disclosure dan emotional support. |
en_US |