dc.contributor |
Fakultas Psikologi |
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Fitriliani, Nadzia Aulia |
|
dc.creator |
Sumaryanti, Indri Utami |
|
dc.date |
2018-01-24 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-10T02:05:12Z |
|
dc.date.available |
2019-09-10T02:05:12Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/9130 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/21228 |
|
dc.description |
Abstract. Hypertension is a systolic blood pressure increase where the blood increased for more than 140 mmgh and more than 90 mmgh for the diastolyc blood on twice measurement with intervals 5 minutes on a rest situation. hypertensive patient are required to consume the medicine for along his life in order to control the blood pressure by themselves, and change their lifestyles and habbits like do the regular exercise intensively, and avoid the food that makes the blood pressure increase, where this situation often makes the patient feel uncomfortable. this situation makes the patient stressed about the condition and the impact of the disease itself. it makes the family provide social support for the patient in order to hold down the stress level. this research is a correlational research with a population of 43 patients. the purpose of this research is to see how closely the relation between the social support from the family and the patient's stress level on Puskesmas X in Bandung. the measuring instrument for this research is a questionaire which is self-composed by the writer using the Social Support Theory and the Stress Theory. the results showed that there is a negative relation between stress and social support (rs= -0,356). it means that the higher social support that the hypertensive patient gained, the lower the stress level.Keyword: Hypertension, Social Support, Stress Abstrak. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Pasien hipertensi diwajibkan untuk meminum obat seumur hidupnya agar tekanan darahnya dapat dikontrol sendiri oleh pasien dan juga mengubah gaya hidup seperti olahraga teratur dan menghindari memakan makanan yang membuat tekanan darah meninggakat ini menyebabkan pasien merasa jenuh dan tidak nyaman. Hal ini membuat pasien hipertensi merasa stress dengan penyakitnya dan dampak dari hipertensi itu sendiri. Hal tersebut membuat keluarga memberikan dukungan sosial untuk menurunkan derajat stress yang dialaminya, namun masih ada yang memiliki derajat stress yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan jumlah populasi sebanyak 43 pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa erat hubungan dukungan sosial dengan stress pada pasien hipertensi di puskesmas X Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan merupakan questionaire yang disusun sendiri oleh peneliti menggunakan teori dukungan sosial dan teori stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dan stress (rs=-0,365) artinya, semakin tinggi dukungan sosial yang diterima pasien hipertensi maka semakin rendah tingkat stressnya.Kata Kunci : Hipertensi, Dukungan sosial, Stress |
|
dc.description |
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Pasien hipertensi diwajibkan untuk meminum obat seumur hidupnya agar tekanan darahnya dapat dikontrol sendiri oleh pasien dan juga mengubah gaya hidup seperti olahraga teratur dan menghindari memakan makanan yang membuat tekanan darah meninggakat ini menyebabkan pasien merasa jenuh dan tidak nyaman. Hal ini membuat pasien hipertensi merasa stress dengan penyakitnya dan dampak dari hipertensi itu sendiri. Hal tersebut membuat keluarga memberikan dukungan sosial untuk menurunkan derajat stress yang dialaminya, namun masih ada yang memiliki derajat stress yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan jumlah populasi sebanyak 43 pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa erat hubungan dukungan sosial dengan stress pada pasien hipertensi di puskesmas X Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan merupakan questionaire yang disusun sendiri oleh peneliti menggunakan teori dukungan sosial dan teori stress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial dan stress (rs=-0,365) artinya, semakin tinggi dukungan sosial yang diterima pasien hipertensi maka semakin rendah tingkat stressnya. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
eng |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/9130/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2018 Prosiding Psikologi |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 4, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2018); 21-26 |
|
dc.source |
Prosiding Psikologi; Vol 4, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2018); 21-26 |
|
dc.source |
2460-6448 |
|
dc.subject |
Psikologi |
|
dc.subject |
Hipertensi, Dukungan sosial, Stress |
|
dc.subject |
psikologi |
|
dc.subject |
dukungan sosial, stress, hipertensi |
|
dc.title |
Hubungan Dukungan Sosial dengan Derajat Stress pada Pasien Hipertensi di Puskesmas X Kota Bandung |
|
dc.title |
Hubungan Dukungan Sosial dengan Stress pada pasien Hipertensi di puskesmas X kota bandung |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
kuantitatif |
|
dc.type |
|
|