Description:
Kondisi kelas yang kondusif akan mempengaruhi proses belajar siswa. Keadaan kelas dimana para siswa memiliki hubungan yang erat dengan teman-teman dan gurunya, serta para siswa yang selalu memperhatikan dan tertarik dengan kegiatan belajar, berhubungan dengan keadaan diri siswa yang memiliki semangat dalam belajar. Hal ini dijelaskan melalui teori iklim kelas menurut Rawnsley & Fisher (1998) dan teori motivasi belajar menurut Wlodkowski (1993). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan data empirik mengenai keeratan hubungan antara iklim kelas dengan motivasi belajar siswa kelas XI IS-4 di SMA N 1 Singaparna Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dan subyek penelitian berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa skala pemaknaan iklim kelas dari Fraser, McRobbie, dan Fisher (2009) dan skala motivasi belajar yang disusun berdasarkan aspek-aspek motivasi belajar menurut Worell dan Stiwell (2006). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh korelasi antara iklim kelas dengan motivasi belajar sebesar . Menurut tabel Guilford (Subino, 1987) korelasi tersebut termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi yang cukup berarti. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang tinggi antara iklim kelas dengan motivasi belajar siswa. Artinya semakin negatif kondisi kelas yang dimaknai oleh para siswa, maka motivasi belajar siswa akan semakin rendah. Terdapat aspek-aspek iklim kelas yang memiliki korelasi tinggi dengan motivasi belajar yaitu aspek task orientation dengan korelasi 0,843, aspek student cohesiveness dengan korelasi 0,808, dan aspek involvement dengan korelasi 0,796.