Description:
Cerebral palsy merupakan sekelompok gangguan yang sifatnya permanen pada perkembangan gerakan dan postur yang menyebabkan keterbatasan aktivitas. Gangguan motorik pada cerebral palsy seringkali berdampak pada sensasi, persepsi, kognisi, komunikasi dan perilaku. Demi keefektifan penanganan anak cerebral palsy tidak cukup hanya oleh pihak sekolah saja, sangat diperlukan pula peranan keluarga khususnya ibu sebagai figur yang paling sering berinteraksi dengan anak. Banyaknya keterbatasan penderita cerebral palsy menuntut kesabaran dan perhatian yang lebih pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki anak normal. Pada umumnya tingkat depresi ibu yang memiliki anak cerebral palsy tinggi, namun di SLB-D YPAC Bandung peneliti menemukan bahwa ibu dapat melihat sisi positif dari memiliki anak cerebral palsy, ketika kondisi anak drop atau tidak ada progress, ibu tidak berputus asa dan berusaha mengembangkan potensi serta memotivasi anak sehingga anak berprestasi di kejuaraan tingkat Nasional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh data empirik mengenai gambaran keeratan hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada ibu yang memiliki anak cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung. Metode yang digunakan adalah korelasional. Penelitian ini melibatkan 25 ibu. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dikembangkan dari konsep teori Sarafino&Smith (2011) dan Wagnild&Young (1993). Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi positif sebesar 0.929 yang artinya terdapat hubungan yang sangat erat antara dukungan sosial dengan resiliensi.