Universitas Islam Bandung Repository

Studi Mengenai Persepsi Pola Asuh Ayah dan Ibu serta Peran Teman Sebaya pada Cosplayer yang Melakukan Crossdress di Kota Bandung

Show simple item record

dc.contributor
dc.contributor
dc.creator Asyari, Senny Budiarti
dc.creator Nugrahawati, Eni Nuraeni
dc.date 2017-01-26
dc.date.accessioned 2019-09-10T02:10:42Z
dc.date.available 2019-09-10T02:10:42Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/6129
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/21278
dc.description Abstract. Cosplay crossdress is doing cosplay opposite with their gender. This is impact of parenting who make cosplayer be as masculine women and feminine men. Besides the role of peers can become the reinforcement of crossdress. This study aims to describe how patterns of parenting and the role of peers in the cosplayers who doing crossdress in Bandung. The method used in this research is descriptive. Subjects in this study were 30 cosplayers aged between 14-26 years who doing crossdress in Bandung. Subjects were selected using snowball sampling technique. Collecting data in this study using a questionnaire on perceptions of parenting mothers and fathers and the role of peers. Processing data using SPSS 21 for Windows. Based on the results of data, dominant parenting cosplayer who doing crossdress in Bandung is neglect parenting with a percentage of 53.3% mom and dad 73.3%. While the dominant role of peer cosplayer who doing crossdress in Bandung is the role of peers as a source of reinforcement social with a percentage of 60%. Abstrak. Cosplay crossdress adalah melakukan cosplay tidak sesuai dengan gendernya. Hal tersebut merupakan dampak dari pola asuh orang tua yang membuat cosplayer menjadi  seperti wanita maskulin dan pria feminin. Selain itu peran teman sebaya pun menjadi sumber reinforcement dari perilaku crossdress yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pola asuh orang tua dan peran teman sebaya pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Subjek dalam penelitian berjumlah 30 orang cosplayer dengan rentang usia antara 14-26 tahun yang melakukan crossdress di Kota Bandung. Subjek dipilih menggunakan teknik snowball sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner mengenai persepsi pola asuh ayah dan ibu serta peran teman sebaya. Pengolahan data menggunakan SPSS 21 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa penerapan pola asuh yang dominan pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung adalah pola asuh neglect dengan prosentase ibu sebesar 53,3% dan ayah sebesar 73,3%. Sedangkan peran teman sebaya yang dominan pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung yaitu peran teman sebaya sebagai sumber reinforcement social dengan prosentase sebesar 60%. 
dc.description Cosplay crossdress adalah melakukan cosplay tidak sesuai dengan gendernya. Hal tersebut merupakan dampak dari pola asuh orang tua yang membuat cosplayer menjadi  seperti wanita maskulin dan pria feminin. Selain itu peran teman sebaya pun menjadi sumber reinforcement dari perilaku crossdress yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran pola asuh orang tua dan peran teman sebaya pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Subjek dalam penelitian berjumlah 30 orang cosplayer dengan rentang usia antara 14-26 tahun yang melakukan crossdress di Kota Bandung. Subjek dipilih menggunakan teknik snowball sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner mengenai persepsi pola asuh ayah dan ibu serta peran teman sebaya. Pengolahan data menggunakan SPSS 21 for Windows. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa penerapan pola asuh yang dominan pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung adalah pola asuh neglect dengan prosentase ibu sebesar 53,3% dan ayah sebesar 73,3%. Sedangkan peran teman sebaya yang dominan pada cosplayer yang melakukan crossdress di Kota Bandung yaitu peran teman sebaya sebagai sumber reinforcement social dengan prosentase sebesar 60%. 
dc.format application/pdf
dc.language ind
dc.publisher Universitas Islam Bandung
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/6129/pdf
dc.rights Copyright (c) 2017 Prosiding Psikologi
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 284-289
dc.source Prosiding Psikologi; Vol 3, No 1, Prosiding Psikologi (Februari, 2017); 284-289
dc.source 2460-6448
dc.subject
dc.subject Cosplay crossdress, parenting, the role of peers
dc.subject Psikologi
dc.subject Cosplay crossdress, pola asuh, peran teman sebaya
dc.title Studi Mengenai Persepsi Pola Asuh Ayah dan Ibu serta Peran Teman Sebaya pada Cosplayer yang Melakukan Crossdress di Kota Bandung
dc.title Studi Mengenai Persepsi Pola Asuh Ayah dan Ibu serta Peran Teman Sebaya pada Cosplayer yang Melakukan Crossdress di Kota Bandung
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type
dc.type Studi Deskriptif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Psikologi [970]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Psikologi

Show simple item record

Search Unisba Repository


Advanced Search

Browse

My Account