Description:
Pondok pesantren telah menjadi salah satu pilihan untuk pendidikan. Saat ini pendidikan di pesantren selain memberikan pendidikan agama yang menjadi ciri utama pesantren, di pesantren juga diberikan pendidikan formal. Kehidupan di pondok pesantren sangatlah berbeda dengan kehidupan di pendidikan sekolah umum, santri diwajibkan untuk tinggal di dalam asrama pondok pesantren serta santri wajib mengikuti seluruh materi belajar yang telah ditentukan oleh pesantren. Berdasarkan hasil wawancara kepada 18 santri terdapat data bahwa santri merasakan jenuh berada di lingkungan pesantren serta sering merasakan stress karena banyaknya tugas yang harus di selesaikan oleh santri, serta ia merasakan kesulitan dalam menjalankan peran sebagai mahasiswa sekaligus sebagai santri yang membuat ia sering merasakan kecewa dengan kehidupan yang ia jalani sekarang. Menurut Ryff (1995) seseorang yang memiliki psychological well-being akan mengarahkan kemampuannya untuk mengenali potensi unik dalam dirinya dan kemudian mengoptimalkan potensi tersebut dalam berbagai aspek kehidupan yang merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya. Pengalaman tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat kesejahteraan psikologisnya menjadi rendah atau berusaha untuk memperbaiki keadaan hidupnya agar sejahtera psikologisnya meningkat.Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara empirik mengenai gambaran psychological well-being pada santri program pesantren mahasiswa di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung. Penelitian ini berdasarkan konsep teori psychological well-being yang dikemukakan oleh C.D. Ryff (1989). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi populasi sebanyak 65 orang santri. Pengumpulan data berupa kuesioner psychological well-being yang terdiri dari 84 item pernyataan hasil adaptasi psychological well-being scales teori C.D. Ryff. Data yang diperoleh berupa data ordinal. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 38,5% santri memiliki psychological well-being yang tinggi, dan 61,5% santri memiliki psychological well-being yang rendah.