Description:
SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung adalah salah satu SMA dengan siswa miskin terbanyak di Kabupaten Bandung. Siswa miskin memiliki tekanan yang berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga mampu, baik itu perlakuan dari teman maupun tuntutan karena harus sekolah sambil bekerja. Mereka sempat putus asa dan berniat untuk berhenti sekolah karena sakit hati atas perlakuan teman-temannya dan nilai-nilai pelajaran mereka buruk. Pada saat itu terjadi keluarga memberikan dukungan untuk mereka. Dari sanalah mereka bertekad untuk tetap melanjutkan sekolah, mengatur waktu antara belajar dengan bekerja, dan belajar lebih giat. Mereka juga tetap berusaha menjalin komunikasi dengan teman sekelasnya walaupun mereka tidak dipedulikan. Akhirnya semua itu membuat nilai-nilai mereka membaik. Mereka dapat berprestasi dalam bidang akademis maupun non akademis. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu untuk kembali bangkit dan berhasil secara akademis maupun non akademis walaupun menghadapi tekanan dari teman dan tuntutan untuk bekerja. Siswa dapat bangkit dikarenakan mereka memiliki sejumlah kompetensi dan protective factor. Fenomena ini disebut dengan resiliensi. Menurut Benard (2004:13), resiliensi dapat dilihat melalui personal strengths yang dimiliki oleh individu, sehingga dapat menjelaskan kekuatan apa yang mampu membuat mereka kembali bangkit dari tekanan yang dihadapi. Selain personal strengths, proteksi dari lingkungan juga dibutuhkan siswa untuk dapat menjadi resilien. Namun, pada artikel ini hanya akan membahas lebih rinci mengenai personal strengths yang dimiliki oleh siswa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai resiliensi pada siswa miskin berdasarkan personal strengths yang dimiliki oleh mereka di kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 28 orang siswa miskin di kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori resiliensi dari Benard yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Reliabilitas alat ukur resiliensi (α = 0.838) menunjukan reliabilitas tinggi sekali. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa miskin kelas 2 SMAN 1 Margahayu Kabupaten Bandung adalah siswa miskin yang memiliki resiliensi tinggi dengan persentase sebesar 67.9%.