Description:
Dewasa madya adalah masa terjadi penurunan keterampilan fisik, meluasnya tanggung jawab, dan mencapai kepuasan dalam kariernya. Kematian pasangan merupakan penyebab stres tertinggi. Pada saat pasangan suami-istri berusaha untuk berbagi tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, individu ini dihadapkan dengan peristiwa kehilangan pasangan. Kondisi ini dapat merubah individu menjadi tertekan, sehingga memunculkan masalah pasca kehilangan suaminya yaitu kesulitan finansial. Ibu yang mengalami peristiwa ditinggal pasangan hidupnya di Komplek GBA 1 ini mampu beradaptasi dengan situasi sulit yang dihadapi dalam menjalankan kesulitan dengan seorang diri. Menurut Benard (2004) resiliensi, yaitu kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan baik dan mampu berfungsi secara baik walaupun ditengah situasi yang menekan atau banyak halangan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data empirik mengenai resiliensi pada ibu yang ditinggal pasangan hidupnya. Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 12 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur resiliensi yang dikonstuksikan berdasarkan teori resiliensi Benard, dengan reliabilitas 0.741. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 83,3% ibu yang ditinggal pasangan hidupnya memiliki kategori resiliensi tinggi. Hal ini sesuai dengan persentase setiap aspek dari resiliensi, yaitu social competence 100%, problem solving 83.3%, autonomy 91.%, dan sense of purpose 100% tergolong kategori tinggi.