Description:
Salah satu sumber daya manusia yang tidak dapat tampil dalam kapasitas yang maksimal adalah masalah penyalahgunaan NAPZA. Meningkatnya jumlah penggunaan NAPZA memberikan berbagai macam dampak meliputi fisik, psikis maupun sosial. Salah satu tempat rehabilitasi yang diperuntukkan bagi pengguna NAPZA adalah Inabah 20. Metode yang dilakukan di Inabah mengutamakan penyembuhan secara spiritual. Metode tersebut mengacu pada perubahan individu untuk dapat produktif kembali dan mampu mengeluarkan potensi-potensi yang dimilikinya berdasarkan dari pengalaman hidupnya. Perubahan tersebut mengacu pada arah psychological well-being yang meliputi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan perkembangan pribadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai psychological well-being pada penyalahguna NAPZA di Inabah 20 Putra Pondok Pesantren Suryalaya Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 25 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan alat ukur kuisioner berdasarkan teori psychological well-being dari Carol D. Ryff. Alat ukur memiliki 66 item valid berdasarkan norma Croncbach’s Alpha. Hasil penelitian berdasarkan pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dengan statistik presentase dan distribusi frekuensi, diperoleh data bahwa 72% (18 orang) memiliki psychological well-being tinggi, 16% (4 orang) memiliki psychological well-being sedang, dan 12% (3 orang) memiliki psychological well-being rendah. Berdasarkan perhitungan mean, dimensi tertinggi adalah hubungan positif dengan orang lain dan dimensi terendah adalah penerimaan diri.