Minneapolitan development in Galang District of Batam City has problems that decrease aquaculture and fisheries productivity. The problems are (1) the high price of feed, (2) low human capital in fishery, and (3.) the lack of facilities and supporting infrastructure. Based on these problems, the study has been formulated to answer several questions. (1) What is the space structure of the Minneapolitan Region? (2) How do the needs of supporting facilities for Minneapolitan activities in accordance with regulatory standards? (3) How are directives for the development of Minapolitan Region? Therefore, the purposes of this study are to (1) identifying the space structure of the Minneapolitan Region, (2) identify needs for supporting facilities and infrastructure of the Minneapolitan region based on regulatory standards, and (3) formulate the direction of the development of the Minneapolitan Region. The analysis used in this study was the analysis of the spatial structure determination with variable schallogram (infrastructure), gravity and accessibility, analysis of fisheries production, marine transportation analysis, analysis of facilities and supporting infrastructure for Minneapolitan activities, and institutional analysis. The results of this study found that the center of the Minneapolis is located on the island of Galang Baru. The hierarchy II is located on the islands of Karas Besar and Pulau Abang Kecil as supporting facilities and infrastructure for the sub-center Minneapolis. The hierarchy III is located on the islands of Nguan, Sembur, and Mubut as the production centers of fishery products. Based on the analysis, the study produced the directives of Minneapolitan development in the form of systems and production chain, namely sub-systems of upstream and downstream. The sub-systems will be equipped with facilities and infrastructure needed in the development of the Minneapolitan.
Pengembangan kawasan minapolitan di Kecamatan Galang, Kota Batam memiliki permasalahan yang menyebabkan produktifitas budidaya dan perikanan tangkap berkurang, diantaranya adalah: (1.) Tingginya harga pakan, (2.) Rendahnya SDM perikanan serta (3.) Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung. Berdasarkan permasalahan tersebut, telah dirumuskan didalam studi sebagai berikut: (1.) Bagaimana struktur ruang Kawasan Minapolitan? (2.) Bagaimana kebutuhan sarana dan prasarana pendukung kegiatan minapolitan sesuai dengan standar peraturan? dan (3.) Bagaimana arahan pengembangan Kawasan Minapolitan? Sehingga tujuan dari studi ini adalah: (1.) Mengidentifikasi struktur ruang Kawasan Minapolitan, (2.) Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kawasan Minapolitan berdasarkan standar peraturan minapolitan dan (3.) Merumuskan arahan pengembangan Kawasan Minapolitan Model analisis yang digunakan dalam studi ini adalah analisis penentuan struktur ruang dengan variable skalogram (sarana dan prasarana), gravitasi dan aksesibilitas, analisis produksi perikanan, analisis transportasi laut, analisis sarana dan prasarana penunjang kegiatan minapolitan, dan analisis kelembagaan. Hasil dari studi ini didapat bahwa pusat minapolis berada di Pulau Galang Baru, sedangkan pada hirarki II berada pada Pulau Karas Besar dan Pulau Abang Kecil sebagai penunjang dari sarana dan prasarana sub pusat minapolis dan hirarki III berada pada Pulau Nguan, Pulau Sembur dan Pulau Mubut Laut sebagai sentra penghasil produk perikanan. Hasil akhir ini, berdasarkan dari hasil analisis didapat arahan pengembangan kawasan minapolitan berupa sistem dan mata rantai produksi yaitu sub-sistem hulu dan hilir. Pada sub-sistem ini akan dilengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengembangan kawasan minapolitan.