dc.contributor |
Fakultas Teknik |
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Pahlevi, Andika |
|
dc.creator |
Chofyan, ivan |
|
dc.date |
2018-01-27 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-11T03:02:13Z |
|
dc.date.available |
2019-09-11T03:02:13Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/10169 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/22099 |
|
dc.description |
Abstract: Ciamis district which is one part of West Java Province region, has the biggest potential of agricultural sector. Main activities for economicq and livelihoods of most of the people are still based on agriculture, especially the rice crops sub-sector. Based on the document of Spatial Planning of Ciamis district to realize food self-sufficiency, it is determined that the District Strategic Area (KSK) of several sub districts are Lakbok, Banjarsari, Purwadadi and Pamaricaan as Strategic Areas of rice granary, which has the potential of paddy farming.The purpose of this Identification Study is to (1) identify the contribution of the agricultural activities of the four sub-districts to the rice conditions in Ciamis district, (2) to know the support of irrigation infrastructure for the agricultural process in the four subdistricts and (3) to formulate the effort to maintain the rice barn already set in the sub-district keempata. To achieve these objectives the analysis method used is (1) Population Projection Analysis; (2) Surplus Deficit Analysis; (3) Analysis of the Fourth Contribution of Kecamatan Lumbung Padi to the condition of Rice Regency; (4) Analysis of Irrigation Water Requirement; (5) Rice Field Needs Analysis.The deficit surplus analysis is used to see the condition of rice in regencies and four sub-districts and to see how big the contribution of surplus four districts to the district. analysis of land needs is done to determine the need for wetland in the current year and the future.Based on the analysis, the districts and four sub-districts experienced a surplus up to the year of projection of 2031. The need for paddy fields is still fulfilled until the year of projection of 2031, irrigation condition that has not been able to serve all rice fields in the four districts, so to increase production and to keep surplus then there must be irrigation facilities.Keywords: Rice Barrow, Surplus Deficit, Rice FieldAbstrak: Kabupaten Ciamis yang merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat, memiliki potensi sektor pertanian yang sangat besar. Aktivitas perekonomian dan mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya masih bertumpu pada pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan padi. Berdasarkan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah, Kabupaten Ciamis guna mewujudkan swasembada pangan ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) beberapa Kecamatan di antaranya Kecamatan Lakbok, Banjarsari, Purwadadi dan Pamaricaan sebagai Kawasan Strategis lumbung padi yaitu kawasan yang memiliki potensi pertanian padi.Tujuan dilakukannya Studi Identifikasi ini adalah untuk (1) Mengidentifiksi besarnya sumbangan dari kegiatan pertanian keempat kecamatan tersebut terhadap kondisi perberasan di Kabupaten Ciamis, (2) Mengetahui dukungan prasarana irigasi terhadap proses pertanian di keempat Kecamatan tersebut dan (3) Merumuskan upaya mempertahankan lumbung padi yang sudah ditetapkan di keempata Kecamatan. Untuk mencapai tujuan tersebut metode analisis yang digunakan adalah (1) Analisis Proyeksi Penduduk; (2) Analisis Surplus Defisit; (3) Analisis Besaran Sumbangan Keempat Kecamatan Lumbung Padi Terhadap Kondisi Perberasan Kabupaten; (4) Analisis Kebutuhan Air Irigasi; (5) Analisis Kebutuhan Lahan Sawah.Analisis surplus defisit digunakan untuk melihat kondisi perberasan di kabupaten dan empat kecamatan serta melihat seberapa besar sumbangan surplus empat kecamatan terhadap kabupaten. analisis kebutuhan lahan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan lahan sawah pada tahun sekarang dan masa yang akan datang.Berdasarkan analisis tersebut kabupaten dan empat kecamatan mengalami surplus hingga tahun proyeksi 2036. Kebutuhan lahan sawah masih terpenuhi hingga tahun proyeksi 2036, kondisi irigasi yang belum mampu melayani semua lahan sawah di empat kecamatan tersebut, sehingga untuk peningkatan produksi dan agar tetap surplus maka harus ada peningkatan sarana irigasi.Kata Kunci: Lumbung Padi, Surplus Defisit, Padi Sawah |
|
dc.description |
Kabupaten Ciamis yang merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat, memiliki potensi sektor pertanian yang sangat besar. Aktivitas perekonomian dan mata pencaharian sebagian besar masyarakatnya masih bertumpu pada pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan padi. Berdasarkan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah, Kabupaten Ciamis guna mewujudkan swasembada pangan ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) beberapa Kecamatan di antaranya Kecamatan Lakbok, Banjarsari, Purwadadi dan Pamaricaan sebagai Kawasan Strategis lumbung padi yaitu kawasan yang memiliki potensi pertanian padi.Tujuan dilakukannya Studi Identifikasi ini adalah untuk (1) Mengidentifiksi besarnya sumbangan dari kegiatan pertanian keempat kecamatan tersebut terhadap kondisi perberasan di Kabupaten Ciamis, (2) Mengetahui dukungan prasarana irigasi terhadap proses pertanian di keempat Kecamatan tersebut dan (3) Merumuskan upaya mempertahankan lumbung padi yang sudah ditetapkan di keempata Kecamatan. Untuk mencapai tujuan tersebut metode analisis yang digunakan adalah (1) Analisis Proyeksi Penduduk; (2) Analisis Surplus Defisit; (3) Analisis Besaran Sumbangan Keempat Kecamatan Lumbung Padi Terhadap Kondisi Perberasan Kabupaten; (4) Analisis Kebutuhan Air Irigasi; (5) Analisis Kebutuhan Lahan Sawah.Analisis surplus defisit digunakan untuk melihat kondisi perberasan di kabupaten dan empat kecamatan serta melihat seberapa besar sumbangan surplus empat kecamatan terhadap kabupaten. analisis kebutuhan lahan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan lahan sawah pada tahun sekarang dan masa yang akan datang.Berdasarkan analisis tersebut kabupaten dan empat kecamatan mengalami surplus hingga tahun proyeksi 2036. Kebutuhan lahan sawah masih terpenuhi hingga tahun proyeksi 2036, kondisi irigasi yang belum mampu melayani semua lahan sawah di empat kecamatan tersebut, sehingga untuk peningkatan produksi dan agar tetap surplus maka harus ada peningkatan sarana irigasi. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
eng |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/PWK/article/view/10169/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2018 Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota |
|
dc.source |
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota; Vol 4, No 1, Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota (Februari, 2018); 184-195 |
|
dc.source |
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota; Vol 4, No 1, Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota (Februari, 2018); 184-195 |
|
dc.source |
2460-6480 |
|
dc.subject |
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota |
|
dc.subject |
Lumbung Padi, Surplus Defisit, Padi Sawah |
|
dc.subject |
|
|
dc.subject |
|
|
dc.title |
Studi Identifikasi Kecamatan Lakbok, Banjarsari, Purwadadi dan Pamarican Sebagai Lumbung Padi di Kabupaten Ciamis |
|
dc.title |
Studi Identifikasi Kecamatan Lakbok, Banjarsari, Purwadadi dan Pamarican Sebagai Lumbung Padi di Kabupaten Ciamis |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
kuantitatif |
|
dc.type |
|
|