Abstract. The government's policy on the provision of free school bus did not meet the high transport demand in terms of education. The number of students who use school bus transportation as much as 114,000 students from January 2014 until March 2014, the number of students is quite a bit not in accordance with the number of existing demand. (Transportation Bandung, 2014). The cause of lonely students who use school bus routes and stops because there are not serving bags - bags of housing and its location - the location of the school as a whole, so there are many students who do not use school bus transportation. Therefore, should the assessment of the performance and effectiveness of the school bus stop in the city of Bandung. Researchers limiting sampling of respondents targeting school children (SMA), because the high school has a lifespan that has been able to keep himself using public transport or the school bus transportation. For SMA is picked based rayon because the zoning has been adapted to the school service coverage, so that the division of rayon is said to be stable for the school near where you live and then backed up by the school bus pass. in the capture is rayon c with coverage SMAN 3, SMAN 7, SMAN . rayon C is selected because it bypassed once 3 school bus transport service, including school favorite and a central region of the city of Bandung. The results showed for the assessment of performance using the method These IPA (importance-performance Analysis) of the 13 variables studied, there are five variables included in the improved performance. V1, V2 and V3 are included in variable accessibility and V4 and V5 variables included in the alignment. From the side of the school bus stop in Bandung, the stop into the school bus stop is public transportation stops skips school bus service. Based on the results of identification are public transportation stops 52 whose function is also a school bus stop. More researchers focused on stops that are in C. rayon rstop is located at C amounted to 14 stops. Based on the analysis of attraction and generation in each school bus stop is located at c rayon result shows there are 5 public transportation stops ineffective become school bus transportation stops. Abstrak. Kebijakan pemerintah mengenai penyediaan Bus sekolah gratis ini ternyata tidak memenuhi demand transportasi yang tinggi dari segi pendidikan. Jumlah pelajar yang menggunakan angkutan bus sekolah sebanyak 114.000 pelajar dari Januari 2014 hingga Maret 2014, jumlah pelajar ini tergolong sedikit tidak sesuai dengan jumlah demand yang ada. (Dishub Kota Bandung, 2014). Penyebab sepinya pelajar yang menggunakan Bus sekolah dikarenakan rute dan halte yang ada tidak melayani kantung – kantung perumahan dan lokasi – lokasi sekolah secara keseluruhan, sehingga masih banyak pelajar yang tidak menggunakan angkutan Bus Sekolah. Oleh karena itu harus adanya penilaian mengenai kinerja rute dan efektifitas halte bus sekolah di Kota Bandung. Analisis yang digunakan ialah analisis IPA ( importance-performance Analysis ) untuk penilain Kinerja Rute dan Anlisis Tarikan dan Bankitan untuk penilaian Halte, dengan menggunakan pengolahan berbagai macam data primer dan sekunder yang didapatkan dari instansi dan lapangan. Peneliti membatasi pengambilan sampel responden dengan target anak Sekolah Menengah Atas ( SMA ), dikarenakan anak SMA memiliki umur yang sudah mampu untuk menjaga dirinya menggunakan angkutan umum atau angkutan bus sekolah tersebut. Untuk SMA yang dipilih diambil berdasarkan rayon dikarenakan rayon merupakan pembagian wilayah yang sudah disesuaikan dengan cakupan pelayanan sekolah tersebut, sehingga pembagian wilayah rayon ini dikatakan stabil karena dekat tempat tinggal dan sekolah lalu didukung dengan dilewati bus sekolah tersebut. Rayon yang di ambil adalah rayon c dengan cakupan sekolah SMAN 3, SMAN 5 dan SMAN 7. Rayon C dipilih dikarenakan rayon ini dilewati sekaligus 3 rute angkutan bus sekolah, termasuk sekolah favorite dan berada di pusat wilayah Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan untuk penilaian Kinerja Rute dari 13 Varibel yang diteliti, terdapat 5 variabel yang termasuk dalam tingkatkan kinerja. V1,V2 dan V3 termasuk dalam varibel Aksesibilitas dan V4 dan V5 termasuk dalam varibel keterpaduan. Dari sisi Halte bus sekolah di Kota Bandung, halte yang menjadi halte bus sekolah adalah halte angkutan umum yang terlewati rute bus sekolah. Berdasarkan hasil indentifikasi terdapat 52 halte angkutan umum yang fungsinya juga menjadi halte bus sekolah. Peneliti lebih memfokuskan kepada halte yang berada pada rayon C. Halte yang berada pada rayon C berjumlah 14 Halte. Berdasarkan hasil analisa tarikan dan bangkitan di tiap halte bus sekolah yang berada pada rayon c hasil menunjukan terdapat 5 halte angkutan umum yang tidak efektif menjadi halte angkutan bus sekolah.
Kebijakan pemerintah mengenai penyediaan Bus sekolah gratis ini ternyata tidak memenuhi demand transportasi yang tinggi dari segi pendidikan. Jumlah pelajar yang menggunakan angkutan bus sekolah sebanyak 114.000 pelajar dari Januari 2014 hingga Maret 2014, jumlah pelajar ini tergolong sedikit tidak sesuai dengan jumlah demand yang ada. (Dishub Kota Bandung, 2014). Penyebab sepinya pelajar yang menggunakan Bus sekolah dikarenakan rute dan halte yang ada tidak melayani kantung – kantung perumahan dan lokasi – lokasi sekolah secara keseluruhan, sehingga masih banyak pelajar yang tidak menggunakan angkutan Bus Sekolah. Oleh karena itu harus adanya penilaian mengenai kinerja rute dan efektifitas halte bus sekolah di Kota Bandung. Analisis yang digunakan ialah analisis IPA ( importance-performance Analysis ) untuk penilain Kinerja Rute dan Anlisis Tarikan dan Bankitan untuk penilaian Halte, dengan menggunakan pengolahan berbagai macam data primer dan sekunder yang didapatkan dari instansi dan lapangan. Peneliti membatasi pengambilan sampel responden dengan target anak Sekolah Menengah Atas ( SMA ), dikarenakan anak SMA memiliki umur yang sudah mampu untuk menjaga dirinya menggunakan angkutan umum atau angkutan bus sekolah tersebut. Untuk SMA yang dipilih diambil berdasarkan rayon dikarenakan rayon merupakan pembagian wilayah yang sudah disesuaikan dengan cakupan pelayanan sekolah tersebut, sehingga pembagian wilayah rayon ini dikatakan stabil karena dekat tempat tinggal dan sekolah lalu didukung dengan dilewati bus sekolah tersebut. Rayon yang di ambil adalah rayon c dengan cakupan sekolah SMAN 3, SMAN 5 dan SMAN 7. Rayon C dipilih dikarenakan rayon ini dilewati sekaligus 3 rute angkutan bus sekolah, termasuk sekolah favorite dan berada di pusat wilayah Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan untuk penilaian Kinerja Rute dari 13 Varibel yang diteliti, terdapat 5 variabel yang termasuk dalam tingkatkan kinerja. V1,V2 dan V3 termasuk dalam varibel Aksesibilitas dan V4 dan V5 termasuk dalam varibel keterpaduan. Dari sisi Halte bus sekolah di Kota Bandung, halte yang menjadi halte bus sekolah adalah halte angkutan umum yang terlewati rute bus sekolah. Berdasarkan hasil indentifikasi terdapat 52 halte angkutan umum yang fungsinya juga menjadi halte bus sekolah. Peneliti lebih memfokuskan kepada halte yang berada pada rayon C. Halte yang berada pada rayon C berjumlah 14 Halte. Berdasarkan hasil analisa tarikan dan bangkitan di tiap halte bus sekolah yang berada pada rayon c hasil menunjukan terdapat 5 halte angkutan umum yang tidak efektif menjadi halte angkutan bus sekolah.