Gold mineral mining activity which engaged by PT Aneka Tambang Tbk.
UBPE Pongkor is one of the biggest underground mining in Java Island which
produced more than 382,328 WMT gold ore with 1,723 kg of gold and 14,972 kg of
silver by year 2013. PT Aneka Tambang Tbk. UPBE Pongkor has given much
positive contributions to West Java Province economy. The benefit that the
company has given can be in the forms of direct benefits like contribution on GRDP
and multiplying effect while indirect benefits can be in the forms of externality more
like backward linkages, forward linkages, the final demand, technological linkages,
fiscal linkages. One of many indicators that used in measuring of economic growth
in a region is Gross Regional Domestic Product (GRDP). This research showed
that as 2003-2013 period, sector of gold and silver mining has only given between
0.04%-0.15% contribution to the total Gross Regional Domestic Product (GRDP) in
West Java Province. Based on Analysis of Classification sector 13x13 I-O model,
forward and backward linkages for gold and silver mining sector are 0.701 and
0.772. If it is looked at upstream sectors, gold and silver mining does not have a lot
of linkages to the upstream and small transaction value, however if it is looked at
downstream sectors, gold and silver mining also does not have a lot of linkages to
the downstream, but the transaction value that is obtained quite much as IDR 110
billion for base metal industry and finished goods of metal along with IDR 736 billion
for another processing plants
Based on analysis of Net Social Gain (NSG), the benefits of social-economy
of PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor to West Java Province varies, however
it will increase year by year. The number of NSG from 2009-2013 was IDR
20,187,405,485 at 2009 up to IDR 35,440,303,160 at 2013. Net Gain Coefficient
(NGC) for each year is obtained from 6,06% at 2010 up to 34,89% at 2013. The LQ
value for general mining or even gold and silver mining has small number of below 1
(LQ
Kegiatan penambangan mineral emas yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor merupakan salah satu tambang bawah tanah terbesar di Pulau Jawa yang memproduksi lebih dari 382.328 WMT bijih emas dengan hasil logam 1.723 Kg emas dan 14.972 Kg perak pada tahun 2013. PT Aneka Tambang UBPE Pongkor telah banyak memberikan sumbangan positif bagi perekonomian wilayah Provinsi Jawa Barat. Manfaat yang telah diberikan oleh PT Aneka Tambang UBPE Pongkor dapat berupa manfaat langsung seperti kontribusi dalam PDRB dan multiplying effect dan manfaat tidak langsung dalam bentuk eksternalitas, seperti keterkaitan ke belakang (hulu), keterkaitan ke depan (hilir), keterkaitan permintaan akhir, keterkaitan teknologi, dan keterkaitan pajak. Salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2003-2013, sektor ini hanya berkontribusi antara 0,04%-0,15% terhadap pembentukan Produk Dometik Regional Bruto total atas dasar harga konstan Provinsi Jawa Barat. Dari analisis berdasarkan model I-O klasifikasi 13x13 sektor, keterkaitan hulu dan hilir sektor Pertambangan Emas dan Perak adalah 0,701 dan 0,772. Jika dilihat dari sektor hulunya, sektor Pertambangan Emas dan Perak tidak mempunyai keterkaitan yang cukup banyak dengan keterkaitan hulunya dan nilai transaksi yang kecil, namun jika dilihat dari sektor hilirnya, Sektor Pertambangan Emas dan Perak juga tidak mempunyai keterkaitan yang banyak dengan sektor hilirnya, namun nilai transaksi yang didapat cukup besar yaitu Rp110 milyar pada Industri Logam Dasar dan Barang Jadi dari Logam Serta Rp 736 Milyar Pada Industri Pengolahan Lainnya. Berdasarkan model analisis Net Sosial Gain (NSG), manfaat sosial ekonomi PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor bagi Provinsi Jawa Barat bervariasi, namun cenderung naik pertahunnya. Nilai NSG dari tahun 2009-2013 sebesar Rp20.187.405.485,- pada tahun 2009 hingga Rp35.440.303.160,- pada tahun 2013,. Koefisien manfaat neto/Net Gain coefficient (NGC) tiap tahunnya mulai dari 6,06% pada tahun 2010, hingga 34,89% pada tahun 2013. Nilai LQ untuk sektor Pertambangan dan Penggalian non-Migas ataupun Pertambangan Emas dan Perak memiliki nilai lebih kecil dari 1 (LQ<1). Hal ini mengindikasikan bahwa sektor tersebut pengelolaannya belum optimal. Berdasarkan analisis pengganda surplus, beberapa sektor prioritas yang potensial untuk dikembangkan berada pada sektor Sekunder (Industri Makanan dan Minuman), sektor Tersier (Kawasan Pariwisata dan Pusdiklat Tambang Bawah Tanah), dan sektor Primer (Agroindustri). Upaya pengoptimalan produktivitas sektor ekonomi ini dapat menjadi masukan bagi program community development PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor sehingga dapat menghasilkan surplus yang bagus untuk perekonomian Provinsi Jawa Barat.