Universitas Islam Bandung Repository

Analisis Semiotika Lirik Lagu “Praying” Karya Kesha

Show simple item record

dc.contributor Fakultas Ilmu Komunikasi
dc.creator Ravenni, Claudia
dc.creator Ratmanto, Teguh
dc.date 2019-08-09
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/humas/article/view/17599
dc.description Abstract. Communication is a series process of formation, delivery, reception, management from one message that can be apply to everyone and have its own purpose. Music is one of the example as media to deliver message within communication process. Communicate by using music, a musician as a communicator be able to deliver their message in a form expression of feeling, opinion, even a criticism to the listeners as a communicant. Both of characters have something in common which is the message are tend to be linier where the relationship of its communication is in the same direction from communicator to the communicant. This song “Praying” by Kesha tells about a hope that everyone can be heal from a bad event happened on their life. With this song, Kesha boldly pour out her personal experience at the time she is going through a sexual assault and harassment. In accordance with the focus of the problem to be examined, researcher try to interpret the lyrics of the song seen from denotative and connotative meanings which eventually become a myth/ideology. The method chosen in this study is a qualitative method with a semiotic analysis approach. Now if there is a theory used in this study is Roland Barthes’s Semiology theory. In this study the data is obtained through the observation and document research, where the writer makes an indirect observations namely by observing the lyrics of the song “Praying” itself. Also collect information about theories that are related to the research. As well as conducting an interview as a secondary data. The result of this study conclude that in a manner of denotation, there is an expression of anger, disappointment, and resentment as someone when experiencing an event that makes their miserable and tormented but how that someone proves by praying, they can get back up from the unfortunate event experience in their life. In connotative, someone who tries to rise after experiencing such acts of sexual harassment which produces an ideology to survive and leads to Existentialism. Key Words: Semiotic Analysis, Sexual Assaults and Harassment, Praying,  Existentialism, Roland BarthesAbstrak. Komunikasi adalah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, pengolahan dari suatu pesan yang dapat terjadi pada setiap orang dan mempunyai tujuan tertentu. Musik merupakan salah satu media penyampai pesan  dalam proses komunikasi. Melakukan komunikasi dengan menggunakan musik, seorang musisi sebagai komunikator dapat menyampaikan pesannya dalam bentuk ungkapan perasaan, pendapat, bahkan kritikan sekalipun kepada pendengar sebagai komunikan. Karakter keduanya memiliki kesamaan yaitu pesannya bersifat linier dimana hubungan komunikasinya searah dari komunikator kepada komunikan. Lagu “Praying” kara Kesha ini bercerita tentang harapan bahwa semua orang bisa sembuh dari suatu kejadian buruk yang menimpa hidupnya. Melalui lagu ini, Kesha dengan berani mencurahkan pengalaman pribadinya saat mengalami sexual assaults and harassment. Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti, peneliti berusaha memaknai lirik lagu yang dilihat dari makna denotatif dan konotatif yang akhirnya menjadi sebuah mitos/ideologi. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Semiologi Roland Barthes. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara observasi dan document research, di mana penulis melakukan observasi tidak langsung yaitu dengan pengamatan pada lirik lgu “Praying” itu sendiri. Juga mengumpulkan informasi mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Serta melakukan wawancara sebagai data sekunder. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara denotasi, adanya ungkapan rasa amarah, kecewa, dan sakit hati seseorang saat mengalami kejadian yang membuat hidupnya terpuruk dan tersiksa namun bagaimana seseorang itu membuktikan bahwa dengan berdoa, dirinya bisa kembali bangkit berdiri sendiri dari keterpurukan yang dialami dalam hidupnya. Secara konotasi, seseorang yang mencoba untuk bangkit setelah mengalami tindak pelecehan seksual dimana menghasilkan ideologi untuk bertahan hidup dan mengarah pada Eksistensialisme.Kata Kunci: Analisis semiotika, Sexual Assaults, Sexual Harrasment, Praying,  Eksistensialisme, Roland Barthes
dc.format application/pdf
dc.language eng
dc.publisher Prosiding Hubungan Masyarakat
dc.publisher Prosiding Hubungan Masyarakat
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/humas/article/view/17599/pdf
dc.rights Copyright (c) 2019 Prosiding Hubungan Masyarakat
dc.source Prosiding Hubungan Masyarakat; Vol 5, No 2, Prosiding Hubungan Masyarakat (Agustus, 2019); 570-576
dc.source Prosiding Hubungan Masyarakat; Vol 5, No 2, Prosiding Hubungan Masyarakat (Agustus, 2019); 570-576
dc.source 2460-6510
dc.subject Hubungan Masyarakat
dc.subject Analisis semiotika, Sexual Assaults, Sexual Harrasment, Praying, Eksistensialisme, Roland Barthes
dc.title Analisis Semiotika Lirik Lagu “Praying” Karya Kesha
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Kualitatif


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Hubungan Masyarakat [793]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat

Show simple item record

Search Unisba Repository


Advanced Search

Browse

My Account