Description:
Abstract. “This research is based on non-formal games education for children. Most people has being use the television as an alternative medium to get education. In this study, the author used television show named Lentera Indonesia in the episode titled "Dolanan Ala Kolong Tangga" that was broadcasted in NET TV, aired on Sunday 22nd January 2017 at 14:20 pm. This essay were writen to determine the audience’s interpretation about children's traditional games on education purposes on the television. The methodology that being used is qualitative study of Stuart Hall's reception analysis approach. The theory used in this essay decoding of Stuart Hall about the message that audiences do to a media discourse. Data obtained from focus group discussion, observation and interview. The results of this study, the audience feels a nostalgia of their childhood. Especially their preservation of the culture and the quality of impressions in "Dolanan Ala Kolong Tangga". The show itself is much better to being used by parents as a educational to their children. The Audience’s point of view has a result in three positions, which is; dominant position, negotiating position and opposition position. In a dominant position, the audience agrees that the educational discourse through the local game of the child being presented in that show. In negotiating position’s, there’s a neutral audience that said the impression were belongs to the education category for the children, but they have modify it again with their own statement. In opposition positions’s, were reject the messages in the show. They assume that digital games should be controlled by children nowdays. For the conclusion, every audience has their own background, experience, education, and social culture that becomes an important factor that distinguishes their thoughs”.Keywords: Television, Local Child Gaming Education, NET TV’s Lentera Indonesia, Reception Analysis, Audience’s Reading Position. Abstrak : “Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendidikan non formal permainan lokal anak. Televisi sebagai media massa dijadikan sarana alternatif bagi sebagian besar khalayaknya untuk mendapatkan pendidikan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan program Lentera Indonesia episode “Dolanan Ala Kolong Tangga” NET TV yang tayang pada hari Minggu, 22 Januari 2017 pukul 14.20 WIB. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interpretasi khalayak tentang pendidikan permainan lokal anak di televisi. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan analisis resepsi Stuart Hall. Teori dasar yang dipakai ialah decoding milik Stuart Hall tentang pemaknaan pesan yang dilakukan khalayak terhadap suatu wacana media. Data diperoleh dari focus group discussion, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah khalayak mendapatkan edukasi sosial, nostalgia masa kecil, adanya pelestarian budaya dan mutu tayangan “Dolanan Ala Kolong Tangga” yang lebih bagus untuk orang tua sebagai penguat nilai-nilai pendidikan dari tayangan tersebut. Posisi pembacaan khalayak menghasilkan tiga posisi yaitu, posisi dominan, posisi negosiasi dan posisi oposisi. Pada posisi dominan khalayak setuju dengan wacana pendidikan melalui permainan lokal anak yang ada dalam tayangan tersebut. Berbeda dengan posisi negosiasi yang menunjukkan tanggapan netral khalayak bahwa tayangan tersebut termasuk kategori pendidikan untuk anak tetapi, mereka memodifikasi lagi dengan pernyataan sendiri. Terakhir, khalayak yang termasuk posisi oposisi menolak pesan yang ada dalam tayangan tersebut. Mereka beranggapan permainan digital-lah yang seharusnya dikuasai anak sekarang. Dalam proses konsumsi dan produksi makna yang dilakukan setiap khalayak ternyata latar belakang pengalaman, pendidikan, sosial budaya menjadi faktor penting yang membedakan pemaknaan mereka”.Kata Kunci: Televisi, Pendidikan Permainan Anak Lokal, Lentera Indonesia NET TV, Analisis Resepsi, Posisi Pembacaan Khalayak.