Photography become an activity which is liked by various kinds of people for it is pleasing and promising. It’s not a surprise that there are many people wanting to learn photography. This empowers a former photographer of Rolling Stone magazine, Anton Ismael, to build a community focusing on phatography activity named Kelas Pagi Jakarta. This community shares knowledges of photography to the society for free. This study aims to find out the meanings, motives, as well as the typhology of the Kelas Pagi Jakarta members toward the photography learning activities in the community. The study is a qualitative study using phenomenology approach from Alfred Schutz’s theory. The result shows that many people regards Kelas Pagi Jakarta as a mean to get knowledge from the expert. There are also found that one of their motives on participating in this community is to be able to have expensive knowledge for free as well as open up their chances of obtaining a relation inside of photography’s world. Last, three clusters results typology as follows: (1) Quality of Work; make something with a good quality, pursue what have left behind, and strengthen self-quality. (2) Social Contribution; share about something they’ve got to be useful to those who want to know about photography. (3) Existence; the chance to develop themselves in order to increase relations by counting on photography profession to earn for their live.Fotografi sudah menjadi kegiatan yang disukai berbagai lapisan masyarakat, selain menyenangkan juga menjanjikan. Tidak heran banyak yang ingin belajar fotografi. Hal ini mendorong seorang mantan fotografer majalah Rolling Stone, Anton Ismael, membuat komunitas yang fokus pada kegiatan fotografi, yaitu “Kelas Pagi Jakarta”. Kelas Pagi Jakarta dimanfaatkan masyarakat untuk menggali ilmu fotografi. Kelas Pagi Jakarta ini tidak dipungut biaya, semua kalangan dari latar belakang berbeda mengikuti kegiatan pembelajaran fotografi di komunitas ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan makna, motif, dan tipologi peserta Kelas Pagi Jakarta terhadap kegiatan pembelajaran fotografi tersebut. Untuk menemukan ketiganya secara mendalam, maka penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi Alfred Schutz dipilih sebagai metode untuk menemukan hasil penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian, banyak yang memandang Kelas Pagi Jakarta sebagai sarana mendapatkan ilmu dari ahlinya, dan banyak motif yang mendasari keikutsertaan mereka dalam komunitas ini, salah satunya adalah mendapatkan ilmu yang mahal secara gratis, dan membuka peluang mereka dalam memperoleh relasi dalam dunia fotografi.  Tiga kelompok menghasilkan tipologi: (1), Kualitas Karya, yang merasa membuat karya yang berkualitas itu penting, mengejar ketertinggalan, dan memperkuat kualitas diri. (2), Kontribusi Sosial, yang merasa pentingnya membagi ilmu yang sudah didapatnya agar bermanfaat untuk orang banyak yang ingin mempelajari fotografi. (3) Eksistensi, yang merasa ini adalah kesempatan mereka untuk mengembangkan diri agar menambah relasi dengan mengandalkan profesi fotografer sebagai hal yang bisa menghidupi mereka.