Universitas Islam Bandung Repository

Konstruksi Berita Kasus Korupsi E-KTP Setya Novanto di Media Online

Show simple item record

dc.contributor Fakultas Ilmu Komunikasi
dc.contributor Universitas Islam Bandung
dc.creator Yuafialdillah, Aldi Hamdan
dc.creator K, Ratri Rizki
dc.date 2018-09-28
dc.date.accessioned 2019-09-12T03:00:40Z
dc.date.available 2019-09-12T03:00:40Z
dc.identifier http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/12741
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/23402
dc.description Abstract. Media that became a means of political communication tend to have a supported party or a party to be downed by the media using the news they published. The existence of hidden interests from the mass media also influences the news that conveyed to the public.Then it makes the facts in the news received by the reader is not a fact that has a hundred percent objectivity, but the first received fact that has passed the construction process. Interesting thing for the researcher in this study is Setya Novanto who currently serves as Chairman of the 2014-2019 in DPR (Legislative Asembly of Indonesia) and General Chairman of the 2016-2019 Golkar Party who entered the list of suspects in corruption cases of e-KTP project procurement by the KPK (Corruption Eradication Commission) and also whether the position he has affects the news published by the mass media. Using constructivism paradigm and qualitative approach, this research conducted to find out how the mass media, especially on online media viva.co.id and mediaindonesia.com frame or construct news on the issue of Setya Novanto's E-KTP corruption case and how are the viva.co.id and mediaindonesia.com alignments in the news. In the process, this study analyzes the news of viva.co.id and mediaindonesia.com using the method of framing analysis from Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, which the elements examined are syntactic, script, thematic, and rhetorical of a news. The final result of this study shows that viva.co.id and mediaindonesia.com have a different frame in reporting the issue of Setya Novanto's E-KTP corruption case. In its announcement, viva.co.id tends to be in the Setya Novanto side by reporting which is only informative, while mediaindonesia.com in its news appears to be in the KPK side.Keywords: Framing, Media Alignments, Media Online, E-KTP Corruption Case, Setya Novanto Abstrak. Media yang menjadi sarana komunikasi politik cenderung memiliki pihak yang didukung atau pihak yang akan dijatuhkan oleh media itu menggunakan pemberitaan yang diterbitkannya. Adanya kepentingan terselubung dari media massa turut mempengaruhi berita yang disampaikan kepada khalayak, yang kemudian membuat fakta dalam pemberitaan yang diterima oleh pembaca bukanlah fakta yang memiliki nilai keobjektifan seratus persen, melainkan fakta yang diterima terlebih dahulu telah melewati proses konstruksi. Hal yang menarik bagi penulis dalam penelitian ini, yaitu terhadap Setya Novanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR 2014-2019 dan Ketua Umum Partai Golkar 2016-2019 yang masuk kedalam daftar tersangka kasus korupsi pengadaan proyek e-KTP oleh KPK dan juga apakah dengan jabatan yang dia miliki mempengaruhi pemberitaan yang diterbitkan oleh media massa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media massa khususnya pada media online viva.co.id dan mediaindonesia.com membingkai atau mengkonstruksikan berita isu kasus korupsi E-KTP Setya Novanto serta bagaimana keberpihakan viva.co.id dan mediaindonesia.com dalam pemberitaan terkait isu tersebut. Dalam prosesnya penelitian ini menganalisis pemberitaan viva.co.id dan mediaindonesia.com menggunakan metode analisis framing dari model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, dimana unsur atau elemen yang diteliti adalah sintaksis, skrip, tematik, dan retoris dari sebuah berita. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan bahwa viva.co.id dan mediaindonesia.com memiliki bingkai yang berbeda dalam memberitakan isu kasus korupsi E-KTP Setya Novanto. Dalam pemberitaanya viva.co.id cenderung berada pada kubu Setya Novanto dengan melakukan pemberitaan yang hanya bersifat informatif, sedangkan mediaindonesia.com pada pemberitaannya terlihat berada pada kubu KPK dan menyudutkan Setya Novanto.Kata Kunci : Framing, Keberpihakan Media, Media Online, Korupsi E-KTP, Setya Novanto
dc.description Abstract. Media that became a means of political communication tend to have a supported party or a party to be downed by the media using the news they published. The existence of hidden interests from the mass media also influences the news that conveyed to the public.Then it makes the facts in the news received by the reader is not a fact that has a hundred percent objectivity, but the first received fact that has passed the construction process. Interesting thing for the researcher in this study is Setya Novanto who currently serves as Chairman of the 2014-2019 in DPR (Legislative Asembly of Indonesia) and General Chairman of the 2016-2019 Golkar Party who entered the list of suspects in corruption cases of e-KTP project procurement by the KPK (Corruption Eradication Commission) and also whether the position he has affects the news published by the mass media. Using constructivism paradigm and qualitative approach, this research conducted to find out how the mass media, especially on online media viva.co.id and mediaindonesia.com frame or construct news on the issue of Setya Novanto's E-KTP corruption case and how are the viva.co.id and mediaindonesia.com alignments in the news. In the process, this study analyzes the news of viva.co.id and mediaindonesia.com using the method of framing analysis from Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki, which the elements examined are syntactic, script, thematic, and rhetorical of a news. The final result of this study shows that viva.co.id and mediaindonesia.com have a different frame in reporting the issue of Setya Novanto's E-KTP corruption case. In its announcement, viva.co.id tends to be in the Setya Novanto side by reporting which is only informative, while mediaindonesia.com in its news appears to be in the KPK side.Keywords: Framing, Media Alignments, Media Online, E-KTP Corruption Case, Setya Novanto, Abstrak. Media yang menjadi sarana komunikasi politik cenderung memiliki pihak yang didukung atau pihak yang akan dijatuhkan oleh media itu menggunakan pemberitaan yang diterbitkannya. Adanya kepentingan terselubung dari media massa turut mempengaruhi berita yang disampaikan kepada khalayak, yang kemudian membuat fakta dalam pemberitaan yang diterima oleh pembaca bukanlah fakta yang memiliki nilai keobjektifan seratus persen, melainkan fakta yang diterima terlebih dahulu telah melewati proses konstruksi. Hal yang menarik bagi penulis dalam penelitian ini, yaitu terhadap Setya Novanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR 2014-2019 dan Ketua Umum Partai Golkar 2016-2019 yang masuk kedalam daftar tersangka kasus korupsi pengadaan proyek e-KTP oleh KPK dan juga apakah dengan jabatan yang dia miliki mempengaruhi pemberitaan yang diterbitkan oleh media massa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana media massa khususnya pada media online viva.co.id dan mediaindonesia.com membingkai atau mengkonstruksikan berita isu kasus korupsi E-KTP Setya Novanto serta bagaimana keberpihakan viva.co.id dan mediaindonesia.com dalam pemberitaan terkait isu tersebut. Dalam prosesnya penelitian ini menganalisis pemberitaan viva.co.id dan mediaindonesia.com menggunakan metode analisis framing dari model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, dimana unsur atau elemen yang diteliti adalah sintaksis, skrip, tematik, dan retoris dari sebuah berita. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan bahwa viva.co.id dan mediaindonesia.com memiliki bingkai yang berbeda dalam memberitakan isu kasus korupsi E-KTP Setya Novanto. Dalam pemberitaanya viva.co.id cenderung berada pada kubu Setya Novanto dengan melakukan pemberitaan yang hanya bersifat informatif, sedangkan mediaindonesia.com pada pemberitaannya terlihat berada pada kubu KPK dan menyudutkan Setya Novanto.Kata Kunci : Framing, Keberpihakan Media, Media Online, Korupsi E-KTP, Setya Novanto
dc.format application/pdf
dc.language eng
dc.publisher Prosiding Jurnalistik
dc.publisher Prosiding Jurnalistik
dc.relation http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/view/12741/pdf
dc.rights Copyright (c) 2018 Prosiding Jurnalistik
dc.source Prosiding Jurnalistik; Vol 4, No 2, Prosiding Jurnalistik (Agustus, 2018); 165-172
dc.source Prosiding Jurnalistik; Vol 4, No 2, Prosiding Jurnalistik (Agustus, 2018); 165-172
dc.source 2460-6529
dc.subject Jurnalistik
dc.subject Framing, Keberpihakan Media, Media Online, Korupsi E-KTP, Setya Novanto
dc.subject Ilmu Komukikasi - Jurnalistik
dc.subject Kata Kunci : Framing, Keberpihakan Media, Media Online, Korupsi E-KTP, Setya Novanto
dc.title Konstruksi Berita Kasus Korupsi E-KTP Setya Novanto di Media Online
dc.title Konstruksi Berita Kasus Korupsi E-KTP Setya Novanto di Media Online
dc.type info:eu-repo/semantics/article
dc.type info:eu-repo/semantics/publishedVersion
dc.type Peer-reviewed Article
dc.type Kualitatif
dc.type Studi Kualitatif Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

  • Sp - Jurnalistik [280]
    Koleksi skripsi ringkas dalam format artikel Fakultas Komunikasi konsentrasi Jurnalistik

Show simple item record

Search Unisba Repository


Advanced Search

Browse

My Account