dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Wahyudi, Martha Dwi |
|
dc.creator |
Ratnasari, Anne |
|
dc.date |
2016-08-13 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-12T05:42:59Z |
|
dc.date.available |
2019-09-12T05:42:59Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/view/5049 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/24198 |
|
dc.description |
Abstract. A paper titled “The Analysis of Jogja Istimewa’s City Branding in Promoting Region of Yogyakarta ” was written to analyze how Yogyakarta as special region in Indonesia uses city branding to promote its region. Regarding the competitiveness among regions in Indonesia is quite competitive because of the regional autonomy. Building only facilities and infrastructure to attract customers to come to a region will not enough because the region should also possess a solid marketing strategy. Yogyakarta whose in years use “Never Ending Asia” brand is now changed its branding to “Jogja Istimewa” (“Special Jogja”). Using the region PDB triangle from Hermawan Kartajaya, this research will cover how Jogja promotes and attracts customer. This research use qualitative method with case study approach. Researcher systematically gathered, processed, and analyzed the positioning, differentiation, and brand as strategy for promoting the region, so the conclusion that is relevant with the research can be taken by undergoing research, observation, and literacy study. Interview was conducted for those who have relationship with designing Jogja Istimewa branding. Those are BAPEDA DIY (DIY Agency for Regional Development) and TIM 11. From the research that has been conducted, researcher believes that positioning from “Jogja Istimewa” branding is more focused on culture and Jogja’s specialty that can be applied in various aspects. The differentiation that is offered are plenty of Javanese cultures, city of education, tourist destination that is known by international citizen and also the hospitality of the locals. The reason why Jogja changes its brand is because the changing in law for special region and also many believe that old brand of Jogja has losen its spirit that represents the will of the governor and Jogja’s citizen. Abstrak. Karya tulis yang berjudul “Analisis City Branding Jogja Istimewa Dalam Memasarkan Daerah Yogyakarta” ini disusun untuk mengetahui bagaimana provinsi Jogja sebagai daerah istimewa di Indonesia menggunakan city branding untuk memasarkan daerahnya. Mengingat persaingan daerah saat ini mulai kompetitif sejak diberlakukanya otonomi daerah. Untuk menarik pelanggan suatu daerah tidak hanya cukup memperbaiki infrastuktur dari dalam tapi juga harus mempunyai strategi marketing yang solid. Jogja yang telah bertahun-tahun memakai brand “Never Ending Asia” kini telah diubah menjadi “Jogja Istimewa”. Dengan menggunakan segitiga PDB daerah dari Hermawan Kartajaya, penelitian ini akan mejelaskan bagaimana Jogja bisa memasarkan dan menarik perhatian para pelanggan daerah. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis secara sistematis mengenai Positioning, differensiasi dan Brand sebagai strategi dalam memasarkan daerah, sehingga dapat diambil kesimpulan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada orang-orang yang berkaitan dengan perancangan branding Jogja Istimewa yaitu BAPPEDA DIY dan TIM 11. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa positioning dari brand “Jogja Istimewa” lebih menekankan pada budaya dan keistimewaan daerahnya untuk dapat diterapkan dalam berbagai aspek. Differensiasi yang ditawarkan meliputi kebudayaan jawa yang begitu kaya, kota pendidikan, pariwisata yang lengkap dan dikenal sampai ke taraf internasional, serta keramah-tamahan masyarakatnya. Alasan Jogja mengganti brand karena adanya perubahan internal di dalam Undang-undang keistimewaan dan juga Jogja merasa brand lama telah kehilangan spirit yang dapat mewakilkan tekad dari Gubernur dan masyarakat Jogja. |
|
dc.description |
Karya tulis yang berjudul “Analisis City Branding Jogja Istimewa Dalam Memasarkan Daerah Yogyakarta” ini disusun untuk mengetahui bagaimana provinsi Jogja sebagai daerah istimewa di Indonesia menggunakan city branding untuk memasarkan daerahnya. Mengingat persaingan daerah saat ini mulai kompetitif sejak diberlakukanya otonomi daerah. Untuk menarik pelanggan suatu daerah tidak hanya cukup memperbaiki infrastuktur dari dalam tapi juga harus mempunyai strategi marketing yang solid. Jogja yang telah bertahun-tahun memakai brand “Never Ending Asia” kini telah diubah menjadi “Jogja Istimewa”. Dengan menggunakan segitiga PDB daerah dari Hermawan Kartajaya, penelitian ini akan mejelaskan bagaimana Jogja bisa memasarkan dan menarik perhatian para pelanggan daerah. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis secara sistematis mengenai Positioning, differensiasi dan Brand sebagai strategi dalam memasarkan daerah, sehingga dapat diambil kesimpulan yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dengan cara melakukan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan kepada orang-orang yang berkaitan dengan perancangan branding Jogja Istimewa yaitu BAPPEDA DIY dan TIM 11. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa positioning dari brand “Jogja Istimewa” lebih menekankan pada budaya dan keistimewaan daerahnya untuk dapat diterapkan dalam berbagai aspek. Differensiasi yang ditawarkan meliputi kebudayaan jawa yang begitu kaya, kota pendidikan, pariwisata yang lengkap dan dikenal sampai ke taraf internasional, serta keramah-tamahan masyarakatnya. Alasan Jogja mengganti brand karena adanya perubahan internal di dalam Undang-undang keistimewaan dan juga Jogja merasa brand lama telah kehilangan spirit yang dapat mewakilkan tekad dari Gubernur dan masyarakat Jogja. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Prosiding Manajemen Komunikasi |
|
dc.publisher |
Prosiding Manajemen Komunikasi |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/mankom/article/view/5049/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2016 Prosiding Manajemen Komunikasi |
|
dc.source |
Prosiding Manajemen Komunikasi; Vol 2, No 2, Prosiding Manajemen Komunikasi (Agustus, 2016); 441 - 447 |
|
dc.source |
Prosiding Manajemen Komunikasi; Vol 2, No 2, Prosiding Manajemen Komunikasi (Agustus, 2016); 441 - 447 |
|
dc.source |
2460-6537 |
|
dc.subject |
Proceedings of Communication Management |
|
dc.subject |
Marketing Communication, Marketing places, City Branding |
|
dc.subject |
Manajemen Komunikasi |
|
dc.subject |
pemasaran, Pemasaran daerah, City branding |
|
dc.title |
Analisis City Branding Jogja Istimewa dalam Memasarkan Daerah Yogyakarta |
|
dc.title |
Analisis City Branding Jogja Istimewa dalam Memasarkan Daerah Yogyakarta |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
Qualitative |
|
dc.type |
Metode Kualitatif |
|