dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Fitriadi, Rizki |
|
dc.creator |
Dariah, Atih Rohaeti |
|
dc.creator |
Sundaya, Yuhka |
|
dc.date |
2017-08-11 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-12T07:50:14Z |
|
dc.date.available |
2019-09-12T07:50:14Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/8432 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/24967 |
|
dc.description |
Pangalengan district is known as agriculture area. Fertile soil and superior in potato production at Pangalengan district. This is proven because about 47.38 percent of Kabupaten Bandung potato production comes from Pangalengan district. Distribution of potato Pangalengan reaches out the area conducted by traders of agricultural commodity trade. The distribution presents an interesting link for research. The purpose of this research is to analyze the pattern of value chain of potato commodities, and to know which value chain pattern is most benefit to the potato farmers. The Method used this reseacrh is snowball sampling method and hayami method for calculate add the value chain.To fulfill the purpose of the survey. From the analysis it is known that there are 3 types of quality of potato commodity in Pangalengan Regency which is used is Atlantic, AB1, and AB. The most favorable chain pattern for farmers is the Atlantic value chain pattern with the added value ratio reaching 99.64 percent. This is because the type of Atlantic potato is processed specifically for the manufacture of chips, thus causing the value chain becomes short. Added again low production costs because farmers get potato seeds for free from the company. |
|
dc.description |
Kecamatan Pangalengan dikenal sebagai daerah pertanian. Tanahnya subur dan unggul dalam produksi kentang. Hal ini terbukti karena sekitar 47.38 persen produksi kentang Kabupaten Bandung berasal dari Kecamatan Pangalengan. Distribusi kentang Pangalengan mencapai keluar daerah yang dilakukan oleh pelaku perdagangan komoditi pertanian. Distribusi tersebut menampilkan mata rantai yang menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk menganalisis pola rantai nilai komoditas kentang, dan mengetahui pola rantai nilai mana yang paling menguntungkan petani kentang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling snowball dan metode Hayami untuk menghitung nilai tambah. Untuk memenuhi tujuan tersebut dilakukan survey. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat 3 jenis kualitas komoditas kentang di Kecamatan Pangalengan yakni Atlantik, AB1, dan AB. Pola rantai yang paling menuntungkan bagi petani adalah pola rantai nilai Atlantik dengan rasio nilai tambah mencapai 99.64 persen. Hal tersebut dikarena pola rantai Atlantik hanya memliki dua pelaku rantai yakni petani dan perusahaan. Hal ini disebabkan karena jenis kentang Atlantik diolah khusus untuk pembuatan kripik, sehingga menyebabkan rantai nilainya pun menjadi pendek. Ditambahkan lagi rendahnya biaya produksi karena petani mendapatkan bibit kentang secara gratis dari perusahaan. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/ekonomi/article/view/8432/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2017 Prosiding Ilmu Ekonomi |
|
dc.source |
Prosiding Ilmu Ekonomi; Vol 3, No 2, Prosiding Ilmu Ekonomi (Agustus, 2017); 163-168 |
|
dc.source |
Prosiding Ilmu Ekonomi; Vol 3, No 2, Prosiding Ilmu Ekonomi (Agustus, 2017); 163-168 |
|
dc.source |
2460-6553 |
|
dc.subject |
Ilmu Ekonomi |
|
dc.subject |
Value Chain, Value Chain Mapping, Add Value Chain, Potato |
|
dc.subject |
Ilmu Ekonomi |
|
dc.subject |
Rantai Nilai, Pemetaan Rantai Nilai, Nilai Tambah, Kentang. |
|
dc.title |
Analisis Rantai Nilai Komoditas Kentang Di Kecamatan Pangalengan |
|
dc.title |
Analisis Rantai Nilai Komoditas Kentang Di Kecamatan Pangalengan |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
Kualitatif |
|
dc.type |
Kualitatif |
|