Tanasitolo Sub-district is one of the areas in Wajo Regency located approximately 250 KM from the Capital of South Sulawesi Province (Makassar). Wajo Regency is famous for its silk weaving where its industrial center is located in Tanasitolo Sub-district "Kampung BNI Tenun Sutera Wajo". Wajo community activities in managing suture have been done for generations either used as side activities, or managed in the scale of the household industry, even to medium industries. However, in the development of SMEs, the silk fabric in Tanasitolo Sub-district is still constrained by the availability of local raw materials and capital owned by business actors. The purpose of this research is to know the internal factor of IKM of silk fabric that is strength and weakness owned by IKM, and external factor that is opportunity and threat faced by business actors, and also to know the development strategy of IKM. This research uses qualitative research method which analyzed through SWOT method (Strengthas, Weakness, Opportunities, Threats). The result of analysis shows that the factors that constitute the strength for IKM-IKM of silk fabric in Tanasitolo Sub-district are: can fulfill the existing market production capacity, the work force has good experience and skill, cash payment system, both business actor And weavers are able to create their own design motifs. Factors that are weaknesses are: lack of availability of local raw materials, limited capital, no patent design motives, still using manual machines, marketing has not been using internet technology (sosmed). Based on the results of analysis in the external factors that become an opportunity that is: the existence of government support, products are known, and market demand continues to increase as the population increases. Factors that are threats are: the availability of local raw materials is lacking, limited capital, unhealthy competition. The strategy that is considered appropriate is the strategy of exploiting opportunities to avoid weaknesses (WO Strategy), by way of government facilitating local raw materials at affordable prices, the government provides low interest loans, business actors patenting the resulting motives, utilizing internet technology (online) to market products .Kecamatan Tanasitolo merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Wajo berjarak kurang lebih 250 KM dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar). Kabupaten Wajo terkenal dengan pertenunan suteranya dimana sentra industrinya berlokasi di Kecamatan Tanasitolo yaitu “Kampung BNI Tenun Sutera Wajo”. Aktifitas masyarakat Wajo dalam mengelola persuteraan sudah dilakukan secara turun temurun baik dijadikan sebagai kegiatan sampingan, maupun dikelola dalam skala industri rumah tangga, bahkan sampai industri menengah. Namun demikian dalam pengembangan IKM kain sutera di Kecamatan Tanasitolo masih terkandala dengan ketersediaan bahan baku lokal dan modal yang dimiliki para pelaku usaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor internal IKM kain sutera yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki para IKM, dan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman  yang di hadapi para pelaku usaha, serta untuk mengetahui strategi pengembangan IKM tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dianalisa melalui metode SWOT (Strengthas, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor yang merupakan kekuatan bagi IKM-IKM kain sutera di Kecamatan Tanasitolo, yaitu : dapat memenuhi kapasitas produksi pasar yang ada, tenaga kerja mempunyai pengalaman dan keterampilan yang baik, sistem pembayaran secara tunai (cash), baik pelaku usaha dan penenun mampu membuat motif desain sendiri. Faktor yang merupakan kelemahan adalah : kurangnya ketersediaan bahan baku lokal, keterbatasan modal, tidak memiliki hak paten motif desain, masih menggunakan mesin manual, pemasaran belum menggunakan teknologi internet (sosmed). Berdasarkan hasil analisis dalam faktor eksternal yang menjadi peluang yaitu : adanya dukungan pemerintah, produk sudah dikenal, dan permintaan pasar yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Faktor yang merupakan ancaman yaitu : ketersediaan bahan baku lokal kurang, terbatasnya modal, persaingan yang tidak sehat. Strategi yang dianggap tepat adalah strategi memanfaatkan peluang untuk menghindari kelemahan (Strategi W-O), dengan cara pemerintah memfasilitasi bahan baku lokal dengan harga terjangkau, pemerintah menyediakan pinjaman dengan bunga rendah, pelaku usaha mempatenkan motif yang dihasilkan, memanfaatkan teknologi internet (online) untuk memasarkan produk.