Abstract: Primary dysmenorrhea is one of menstrual disorders with quite high incidence in Indonesia. One of the risk factor of primary dismenorrhea is Body Mass Index (BMI). The objective of this research was to examine the relation between body mass index with primary dismenorrhea of first year female medical student of Bandung Islamic University (Unisba) 2016 March-April period. The design of this study was analytical cross-sectional correlational approach. The relation test used Chi-Square Test. Data was obtained by giving questionnaire to the respondents and measured height and weight to determine categories of BMI which is divided by underweight, normal, and overweight. Sample of the research was using total sampling of first year female student from faculty of medicine of Bandung Islamic University about 132 students, and 121 students match the inclusion criteria. 87 students were diagnosed primary dysmenorrhea and the rest were not diagnosed primary dismenorrhea. Analysis method of the research using univariat and bivariat analysis. Students with overweight categories of BMI were diagnosed primary dismenorhea (82,5%) with the P value 0.025 ≤ alpha (0,05). That showed statistically there is significant related between Body Mass Index with primary dysmenorrhea.Abstrak: Dismenore primer merupakan salah satu gangguan menstruasi yang cukup tinggi angka kejadian nya di Indonesia, salah satu faktor dari dismenore primer adalah indeks masa tubuh seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi tingkat 1 tahun 2016 periode Maret-April. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan chi square. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dismenore, sedangkan IMT dikategorikan menjadi underweight, normal, overweight. Sampel penelitian ini menggunakan total sampling mahasiswi kedokteran tingkat 1 tahun 2016 sebanyak 132 orang, dan yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 121 responden terdiri atas 87 orang mengalami dismenore primer dan 34 orang tidak mengalami dismenoe primer. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini adalah responden dengan IMT overweight lebih banyak mengalami dismenore primer sebesar 82.5% dengan nilai p 0.025 ≤ alpha (0.05) yang menunjukan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh dengan dismenore primer.
Dismenore primer merupakan salah satu gangguan menstruasi yang cukup tinggi angka kejadian nya di Indonesia, salah satu faktor dari dismenore primer adalah indeks masa tubuh seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi tingkat 1 tahun 2016 periode Maret-April. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan chi square. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dismenore, sedangkan IMT dikategorikan menjadi underweight, normal, overweight. Sampel penelitian ini menggunakan total sampling mahasiswi kedokteran tingkat 1 tahun 2016 sebanyak 132 orang, dan yang sesuai kriteria inklusi sebanyak 121 responden terdiri atas 87 orang mengalami dismenore primer dan 34 orang tidak mengalami dismenoe primer. Penelitian ini menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini adalah responden dengan IMT overweight lebih banyak mengalami dismenore primer sebesar 82.5% dengan nilai p 0.025 ≤ alpha (0.05) yang menunjukan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara Indeks Massa Tubuh dengan dismenore primer.