Description:
Pengendalian vektor dilakukan untuk mengendalikan pertambahan populasi vektor dan bertujuan untuk menekan angka kejadian penyakit limfatik filariasis di Indonesia. Culex sp adalah vektor utama penyakit ini dan salah satu cara pengendaliannya menggunakan obat nyamuk bakar dan elektrik dengan kandungan insektisida golongan pyrethroid seperti dimefluthrin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektivitas obat nyamuk bakar dan elektrik dengan bahan aktif dimefluthrin terhadap nyamuk Culex sp. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental secara cross sectional. Subjek penelitian adalah nyamuk Culex sp dewasa berusia lima hari sejumlah 225 ekor yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan yaitu kontrol, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk elektrik yang diamati selama 15, 30, 45 dan 60. Waktu dan jumlah kematian nyamuk dihitung dan menjadi sumber data. Hasil penelitian dianalisis secara analitik dengan menggunakan uji distribusi normal Saphiro – Wilk Test dan setelah data berdistribusi normal selanjutnya dilakukan Independent T-Test. Hasil penelitian didapatkan bahwa obat nyamuk bakar dengan bahan aktif dimefluthrin 4 mg lebih banyak membunuh nyamuk Culex sp dengan jumlah kematian 17 ekor (60,72%) dan obat nyamuk elektrik 11 ekor (39,28%) selama 60 menit, menit ke-15 dengan jumlah kematian terbanyak. Hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan Independent T-Test dengan derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa obat nyamuk bakar dengan bahan aktif dimefluthrin 4 mg lebih efektif terhadap nyamuk Culex sp dibanding obat nyamuk elektrik dengan nilai p = 0,009 (nilai p <0,05)