Description:
Demam adalah suatu keadaan peningkatan suhu diatas >38 oc yang sering terjadi pada 70% anak di inggris. Akibat frekuensi demam yang tinggi timbul suatu kekhawatiran (fever phobia) mengakibatkan penggunaan obat parasetamol dan ibuprofen yang tidak sesuai, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan hingga kegagalan hati. Parasetamol mengandung NAPQI, apabila dikonsumsi melebihi dosis akan menimbulkan kerusakan hati, sedangkan ibuprofen memiliki difenilamin yang memiliki efek kerusakan hati lebih rendah. SGPT merupakan enzim spesifik yang dikeluarkan sel hati saat mengalami kerusakan, sehingga digunakan untuk mendiagnosis kerusakan hati. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek pemberian parasetamol dan ibuprofen terhadap peningkatan kadar SGPT pada tikus galur wistar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental menggunakan uji preklinik. Subjek penelitian yang digunakan adalah 27 ekor tikus galur wistar terbagi menjadi kelompok kontrol, parasetamol (72mg/hari/tikus), dan ibuprofen (43.2mg/hari/tikus). Pemeriksaan kadar SGPT dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji Anova dan dilanjutkan Post-hoc. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna perubahan kadar enzim SGPT pada pemberian parasetamol dan ibuprofen. Peningkatan kadar SGPT tertinggi diakibatkan oleh parasetamol p=0,037. Parasetamol dapat meningkatkan kadar SGPT lebih tinggi dibandingkan ibuprofen yang diakibatkan oleh waktu paruh ibuprofen yang pendek dan zat metabolik parasetamol yang lebih reaktif.