Abstract: Dengue fever is a major health problem among societies in Indonesia. There were 150 thousand cases reported in 2007. In addition, there has been an increase of the spread of the disease. The most appropriate way to eradicate the disease is by breaking the chain of the transmission as shown in its vector, namely Aedes aegypti. The use of insecticide in certain period of time will result in the resistance to the vector. One of other ways to overcome this problem is by using natural and friendly environmental insecticide or by the grow of biological plants.This research aims to find out if there is the difference of the effect of basil leaves (Ocinum Sanctum) and holy basil leaves (Ocinum Basilicum) extract to kill Aedes aegypti larvae. The method is a kind of experimental test in laboratory. This research consists of six groups of treatment for the basil leaves extract and six groups for holy basil leaves extract (concentration of 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, and 3500 ppm). Each group was given 25 larvae. The dead larvae were counted after 24 hours. The data of observational results on the mortality of Aedes aegypti larvae would be then analyzed statistically by using one way analysis of variance (one-way ANOVA).The results of this research after observing the mortality of larvae at the lowest concentration (1000 ppm) confirmed that basil leaves extract can kill Aedes aegypty 24% of the larvae, while holy basil leaves extract can kill Aedes aegypty 15% of the larvae. At the highest concentration (3500 ppm), basil leaves extract can kill Aedes aegypty 99% of the larvae, shile holy basil leaves extract can kill Aedes aegypty 83 % of the larvae.Abstrak: Demam dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti. Data dari WHO bahwa di Indonesia merupakan negara dengan kasus tetinggi di Asia tenggara, sedangkan pengobatan dan vaksinasi untuk DBD belum ada, oleh karena itu cara penanggulangan yang paling tepat adalah dengan memutuskan rantai penularan yang ditujukan pada vektornya, yaitu Aedes aegypti. Penggunaan insektisida, dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan resistensi terhadap vektor. Salah satu cara lain untuk memecahkan masalah tersebut dengan penggunaan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek ekstrak etanol daun kemangi dibandingkan dengan ekstrak etanol daun selasih dalam membunuh larva Ae.aegypti.Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratori. Pada Penelitian ini dilakukan masing masiing 6 kelompok perlakuan untuk ekstrak daun kemangi dan 6 kelompok untuk ekstrak daun selasih, dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif dengan akuades dan kontrol positif dengan temefos. Dan dilakukan tiga kali pengulangan, pada masing masing konsentrasi yaitu konsentrasi 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, dan 3500 ppm. Dan setiap kelompok masing- masing diberi 25 ekor larva Ae. Aegypti instart III dan IV, juga pada larutan kontrol. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan one way analysis of variance (one-way ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji duncan, untuk melihat perbedaan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih.Hasil penelitian menunjukan kematian larva Pada konsentrasi terendah yaitu 1000 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 24% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 15%. Pada konsentrasi tertinggi yaitu 3500 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 99% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 83%.Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian berbagai macam ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih terhadap kematian larva Ae. Aegypti.
Demam dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Ae. aegypti. Data dari WHO bahwa di Indonesia merupakan negara dengan kasus tetinggi di Asia tenggara, sedangkan pengobatan dan vaksinasi untuk DBD belum ada, oleh karena itu cara penanggulangan yang paling tepat adalah dengan memutuskan rantai penularan yang ditujukan pada vektornya, yaitu Aedes aegypti. Penggunaan insektisida, dalam jangka waktu lama, akan menimbulkan resistensi terhadap vektor. Salah satu cara lain untuk memecahkan masalah tersebut dengan penggunaan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan efek ekstrak etanol daun kemangi dibandingkan dengan ekstrak etanol daun selasih dalam membunuh larva Ae.aegypti.Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratori. Pada Penelitian ini dilakukan masing masiing 6 kelompok perlakuan untuk ekstrak daun kemangi dan 6 kelompok untuk ekstrak daun selasih, dengan dua kontrol yaitu, kontrol negatif dengan akuades dan kontrol positif dengan temefos. Dan dilakukan tiga kali pengulangan, pada masing masing konsentrasi yaitu konsentrasi 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, 3000 ppm, dan 3500 ppm. Dan setiap kelompok masing- masing diberi 25 ekor larva Ae. Aegypti instart III dan IV, juga pada larutan kontrol. Jumlah larva yang mati dihitung setelah 24 jam. Kemudian dilakukan analisis statistik dengan one way analysis of variance (one-way ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji duncan, untuk melihat perbedaan efektivitas ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih.Hasil penelitian menunjukan kematian larva Pada konsentrasi terendah yaitu 1000 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 24% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 15%. Pada konsentrasi tertinggi yaitu 3500 ppm, ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 99% sedangkan ekstrak daun selasih dapat membunuh larva Ae. aegypti sebanyak 83%.Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat pengaruh yang bermakna pada pemberian berbagai macam ekstrak etanol daun kemangi dan daun selasih terhadap kematian larva Ae. Aegypti.