dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Yunarto, Roni |
|
dc.creator |
Trusda, Siti Annisa Devi |
|
dc.creator |
Indi, Ratna Dewi |
|
dc.date |
2017-08-09 |
|
dc.date.accessioned |
2019-09-13T05:58:50Z |
|
dc.date.available |
2019-09-13T05:58:50Z |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/7038 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/26433 |
|
dc.description |
Dyspepsia syndrome is a group of symptoms consisting of pain or discomfort in the epigastrium, nausea, bloating, full satiety, full stomach, regurgitation and a burning sensation that radiates in the chest. Indonesia has 15th prevalence of dyspepsia syndrome out of 50 diseases that accompany inpatients. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between the types of food consumed at breakfast with dyspepsia syndrome which is nausea and regurgitaion symptoms. This research was observational-analytic to find the relation of type of food consumed at breakfast with dyspepsia syndrome in student of Faculty of Medicine Universitas Islam Bandung Academic Year 2016-2017,and 52 students has been chosen by simple random sampling. The results of this study indicate nausea and regurgitation have a relationship with carbohydrate (P <0.05) but had no relationship with dietary fat (P> 0.05). Because high carbohydrate foods are easily consumed by the students as an instant breakfast menu. The conclusion of this study shows a relationship between the types of food with symptoms of dyspepsia syndrome (P 0.00). |
|
dc.description |
Sindrom dispepsia adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada. Prevalensi sindrom dispepsia di Indonesia menempati urutan ke-15 dari 50 penyakit yang menyertai pasien rawat inap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara jenis makanan yang dikonsumsi saat sarapan dengan sindrom dispepsia yaitu mual dan regurgitasi. Penelitian ini bersifat observasional-analitik untuk mengetahui hubungan jenis makanan yang dikonsumsi saat sarapan dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2016-2017 yang sudah dipilih secara simple random sampling yaitu sebanyak 52 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa gejala mual dan regurgitasi memiliki hubungan dengan jenis makanan karbohidrat. (P <0.05) tetapi tidak memiliki hubungan dengan jenis makanan lemak (P >0.05). Hal ini dikarenakan jenis makanan tinggi karbohidrat banyak dikonsumsi oleh mahasiswa sebagai menu sarapan yang praktis. Kesimpulan pada penelitian ini adalah adanya hubungann yang signifikan secara statistik antara jenis makanan yang dikonsumsi ketika sarapan dengan gejala sindrom dispepsia (P <0.05). |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/dokter/article/view/7038/pdf |
|
dc.rights |
Copyright (c) 2017 Prosiding Pendidikan Dokter |
|
dc.source |
Prosiding Pendidikan Dokter; Vol 3, No 1, Prosiding Pendidikan Dokter (Agustus, 2017); 109-115 |
|
dc.source |
Prosiding Pendidikan Dokter; Vol 3, No 1, Prosiding Pendidikan Dokter (Agustus, 2017); 109-115 |
|
dc.source |
2460-657X |
|
dc.subject |
pendidikan dokter |
|
dc.subject |
Dyspepsia syndrome, Nausea, Regurgitation, Types of food |
|
dc.subject |
Pendidikan Dokter |
|
dc.subject |
Jenis makanan, Karbohidrat, Lemak, Sindrom dispepsia |
|
dc.title |
Relationship Types of Food with Nausea and Regurgitation Symptomps |
|
dc.title |
Hubungan Jenis Makanan dengan Gejala Mual dan Regurgitasi |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
Quantitative |
|
dc.type |
Kuantitatif |
|