| dc.contributor |
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam |
|
| dc.creator |
Rahtina, Agistya |
|
| dc.creator |
Suwendar, Suwendar |
|
| dc.creator |
Lestari, Fetri |
|
| dc.date |
2020-08-25 |
|
| dc.date.accessioned |
2021-03-15T03:41:27Z |
|
| dc.date.available |
2021-03-15T03:41:27Z |
|
| dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/farmasi/article/view/23081 |
|
| dc.identifier |
10.29313/.v6i2.23081 |
|
| dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/28722 |
|
| dc.description |
Abstract. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is defined as a disease or pulmonary disorder that provides ventilation abnormalities in the form of obstruction of the respiratory tract that is progressive and not completely reversible. This obstruction is related to the abnormal inflammatory response of the lung to foreign particles or harmful gases. Riskesdas Data for 2012 COPD ranks fifth out of 10 causes of death and WHO estimates that COPD in 2020 will rank third in diseases that cause death. Therefore, the research of effectiveness evaluation and rationality is important because COPD is an incurable disease but the symptoms can be controlled by consuming the COPD drugs. The drugs are Bronchodilators, Corticosteroids, Corticosteroid Inhalation, Antibiotics, etc. The purpose of this research was to find out how the current drug regimen and the evaluation were related to the effectiveness and rationality of the treatment. This research was carried out by using literature studies from several national and international journals. The methods which were commonly used for evaluation were clinical trials, interviews, questionnaires and descriptive research. The results of this research found that most of the drugs used were effective with a marked increase in the value of FEV1, KVP, APE, inspiration capacity, decreased exacerbation rates and other parameters that made the quality of life of COPD patients better. Research results are also It also was in accordance with the literature or management of existing COPD. The evaluation of the rationality of use and the accuracy of the indications is not yet entirely precise so it still needs to be improved. The evaluation of rationality about the accuracy of the indications and the use has not been entirely accurate, so it still needs to be improved. The role of the pharmacist in providing information also needs to be improved because it is very influential in the treatment of COPD patients.Keywords: Evaluation, COPD, Bronchodilators, Corticosteroid InhalationAbstrak. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit atau gangguan paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversible. Obstruksi ini berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel asing atau gas yang berbahaya. Data Riskesdas tahun 2012 PPOK telah menempati urutan ke 5 dari 10 penyebab kematian dan WHO memperkirakan PPOK pada tahun 2020 akan menempati posisi ke 3 penyakit yang menyebabkan kematian. Maka dari itu pentingnya dilakukan penelitian terkait evaluasi efektifitas dan rasionalitas karena PPOK merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi gejalanya bisa di kontrol dengan penggunaan obat-obat PPOK, obat-obat yang digunakan diantaranya golongan Bronkodilator, Kortikosteroid, Inhalasi Kortikosteroid, Antibiotik dan obat lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana regimen obat yang diberikan pada saat ini dan bagaimana evaluasi terkait efektifitas dan rasionalitas pengobatannya. Penelitiain ini dilakukan dengan menggunakan studi literatur dari beberapa jurnal nasional dan internasional. Metode yang umunya digunakan untuk evaluasi obat-obat PPOK adalah uji klinis, wawancara, kuisioner dan penelitian deskriptif. Hasil penelitian yang didapatkan sebagian besar obat-obat yang digunakan telah efektif dengan ditandai adanya peningkatan nilai FEV1, KVP, APE, kapasitas inspirasi, penurunan tingkat eksaserbasi dan parameter lainnya yang membuat kualitas hidup pasien PPOK lebih baik. Hasil-hasil penelitian juga sudah sesuai dengan literatur atau tatalaksana PPOK yang ada. Evaluasi rasionalitas penggunaan dan ketepatan indikasi belum sepenuhnya tepat jadi masih perlu ditingkatkan. Peran apoteker pada pemberian informasi juga perlu ditingkatkan karena sangat berpengaruh kepada terapi pasien PPOK.Kata kunci : Evaluasi, PPOK, Bronkodilator, Inhalasi Kortikosteroid |
|
| dc.format |
application/pdf |
|
| dc.language |
eng |
|
| dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
| dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/farmasi/article/view/23081/pdf |
|
| dc.rights |
Copyright (c) 2020 Prosiding Farmasi |
|
| dc.source |
Prosiding Farmasi; Vol 6, No 2, Prosiding Farmasi (Agustus, 2020); 408-417 |
|
| dc.source |
Prosiding Farmasi; Vol 6, No 2, Prosiding Farmasi (Agustus, 2020); 408-417 |
|
| dc.source |
2460-6472 |
|
| dc.source |
10.29313/.v6i2 |
|
| dc.subject |
Farmasi |
|
| dc.subject |
Evaluasi, PPOK, Bronkodilator, Inhalasi Kortikosteroid |
|
| dc.title |
Studi Literatur Evaluasi Pengobatan pada Pasien PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) / Literature Study of Treatment Evaluation in COPD Patients (Chronic Obstructive Lung Disease) |
|
| dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
| dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
| dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
| dc.type |
Kuantitatif |
|