Abstract. Drying technology is a process of increasing the calorific value of low rank coal into coal with a higher calorific value by reducing the moisture content in the coal. In the coal drying experiments at the TekMira Bandung Center of Research and Development used coal with a calorific value of 4835 cal/g with a size of -4+6 mesh. In the process of drying in this autoclave using temperatures of 200°C and 300°C with a pressure of 0 bar, 10 bar, and 25 bar which is held for one hour during the drying process. The coal originated from Indonesia. The use of coal with these specifications aims to find out how significant changes in the characteristics of coal before and after testing. This relates to the sale value of coal which is very influential on its utilization. The results of this study indicate that temperature affects the characteristics of coal drying products both at 200°C and 300°C. The calorific value of the feed is 4,835 cal/g, at 200°C it becomes 5,708 cal/g, while at 300°C it becomes 6,305 cal/g. In addition, pressure has an influence on the characteristics of coal drying products at conditions of 0 bar, 10 bar and 25 bar. The calorific value of the feed is 4835 cal/g, at 0 bar it becomes 6,040 cal g, at 10 bar it becomes 6,241 cal/g, while at 25 bar it becomes 6,305 cal/g. From this study it can be concluded that in the process of drying coal, temperature and pressure affect the characteristics of coal. The higher the temperature and pressure used, the better results will be obtained.  Keywords : Coal, Drying, Temperature, Pressure, Coal Characteristics.Abstraks. Teknologi drying merupakan proses peningkatan nilai kalor batubara peringkat rendah menjadi batubara dengan nilai kalor lebih tinggi melalui penurunan kadar air dalam batubara tersebut. Dalam percobaan pengeringan batubara di Puslitbang tekMIRA Bandung menggunakan batubara dengan nilai kalor 4835 kal/g dengan ukuran -4+6 mesh. Dalam proses pengeringan di dalam autoclave ini menggunakan temperatur 200°C dan 300°C dengan tekanan 0 bar, 10 bar, dan 25 bar yang ditahan selama satu jam selama proses pengeringannya. Batubara tersebut berasal dari Indonesia. Penggunaan batubara dengan spesifikasi tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa signifikan perubahan karakteristik batubara sebelum dan sesudah pengujian. Hal ini berkaitan dengan nilai jual batubara yang sangat berpengaruh pada pemanfaatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa temperatur berpengaruh terhadap karakteristik produk pengeringan batubara baik pada kondisi temperatur 200°C maupun kondisi 300°C. Nilai kalor pada umpan yaitu 4.835 kal/g, pada kondisi 200°C menjadi 5.708 kal/g, sedangkan pada kondisi 300°C menjadi 6.305 kal/g. Selain itu, tekanan memberi pengaruh terhadap karakteristik produk pengeringan batubara baik pada kondisi 0 bar, 10 bar, dan 25 bar. Nilai kalor pada umpan yaitu 4835 kal/g, pada kondisi 0 bar menjadi 6.040 kal/g, pada kondisi 10 bar menjadi 6.241 kal/g, sedangkan pada kondisi 25 bar menjadi 6.305 kal/g. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada proses pengeringan batubara, temperatur dan tekanan mempengaruhi karakteristik batubara. Semakin tinggi temperatur dan tekanan yang digunakan maka hasil yang didapatkan akan lebih baik.Kata kunci :  Batubara, Pengeringan, Temperatur, Tekanan, Karakteristik Batubara.