Abstract:
SDN Putraco Indah Bandung adalah salah satu sekolah inklusi di kota Bandung.
SDN Putraco Indah Bandung pada awalnya SD Impres lalu berubah status
menjadi SD Inklusi pada tahun 2003. Seiringnya waktu, setiap tahun SDN Putraco
Indah memiliki jumlah siswa berkebutuhan khusus yang lebih banyak
dibandingkan dengan siswa normal, yakni dengan jumlah persentase 65% siswa
berkebutuhan khusus dan 35% siswa reguler. Menurut Peraturan Dinas
Pendidikan bahwa setiap kelas maksimal 5 siswa berkebutuhan khusus atau 10%
dari jumlah siswa di kelas. Para guru di SDN Putraco Indah yang menyeleksi
siswa baru tiap tahunnya. Para guru merasa kasihan dengan kondisi siswa yang
tidak diterima sekolah manapun. Para guru tidak mempermasalahkan dengan
kapasitas yang jumlah siswa berkebutuhan khusus lebih banyak. Mereka ingin
menolong kesulitan yang diarasakan orangtua, walaupun hampir sebagian bukan
dengan latar pendidikan Pendidikan Luar Biasa. Selain itu, penghasilan yang
didapatkan pun tidak besar. Para guru merasa ini adalah tanggung jawab mereka
untuk menolong para siswa dan berbagi rasa dengan para orangtua. Perilaku guru
di SDN Putraco Indah tersebut dinamakan perilaku prososial, yaitu tingkah laku
yang memberikan keuntungan bagi orang lain (Staub, 1978).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan perilaku prososial yang
dimiliki oleh guru SDN Putraco Indah Bandung. Subjek penelitian ini adalah
guru SDN Putraco Indah yaitu berjumlah 11 orang. Pengumpulan data
menggunakan alat ukur tingkah laku prososial yang didasarkan pada teori Staub
(1978). Alat ukur tersebut mempunyai 60 item yang sudah diuji validitasnya serta
memiliki tingkat reliabilitas o,639. Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil
menunjukkan bahwa 76,9% atau sebanyak 8 orang subjek memiliki perilaku
prososial yang tinggi dan 23,1% atau sebanyak 3 orang subjek memiliki perilaku
prososial yang rendah.