Abstract:
SMAN 1 Purwakarta mengadakan kelas Cerdas Istimewa (CI) program pengayaan
untuk anak yang memiliki taraf kecerdasan diatas rata-rata, yaitu siswa yang memiliki
IQ ± 130 keatas (gifted). Kelas ini dirancang untuk dapat memperkaya pengetahuan
tentang mata pelajaran di sekolah menengah dengan mata kuliah di perguruan tinggi
yang sesuai. Fokus layanan pada program belajar ini adalah pada peluasan atau
pendalaman materi yang dipelajari dan bukan pada kecepatan waktu belajar dikelas.
Banyaknya permasalahan tuntutan belajar yang harus dihadapi oleh siswa
menyebabkan 4 orang siswa mundur dari program pembelaran kelas CI ini. Agar
dapat bertahan didalam program pengayaan ini siswa membutuhkan kegigihan yang
tinggi. Kegigihan (grit) adalah teori yang dikembangkan oleh Angela Duckworth
(2007). Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh data empiris mengenai
gambaran kegigihan (grit) dan untuk mengetahui faktor eksternal apa saja yang dapat
mempengaruhi grti terkait pada siswa yang mengikuti program pengayaan kelas X IA
1 di SMAN 1 Purwakarta yaitu dukungan dan status sosial orang tua. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah studi deskriptif yang melibatkan 31 siswa
program pengayaan kelas XI IA 1. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini
diturunkan melalui dua dimensi dari teori grit Angela Duckworth, yaitu Konsistensi
Minat (Consistency of interest) dan Kegigihan dalam Berusaha (Perseverance of
effort). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM SPSS
Statistics 21 dan didapatkan sebanyak 8 siswa memiliki grit rendah dan 23 siswa
memiliki grit tinggi.