Abstract:
ABSTRAK
Talasemia beta mayor merupakan penyakit darah herediter autosomal resesif yang
disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi rantai globin β
sehingga tubuh mengalami peningkatan hemolisis. Hemolisis menyebabkan jumlah
eritrosit menurun sehingga pengangkutan zat gizi dan oksigen ke jaringan
berkurang. Kondisi tersebut dapat memengaruhi status gizi dan daya konsentrasi
pasien talasemia beta mayor. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan
status gizi dengan daya konsentrasi pada pasien talasemia beta mayor di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka. Metode penelitian bersifat observasional
analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Subjek penelitian adalah 38
pasien talasemia beta mayor di RSUD Majalengka berusia 6–18 tahun. Uji statistik
pada penelitian menggunakan uji Spearman. Data penelitian diambil menggunakan
grafik antropometri Z Scores untuk status gizi dan Stroop color and word test untuk
daya konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
talasemia beta mayor memiliki status gizi baik (74%) dan memiliki daya
konsentrasi buruk (61%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa korelasi antara
status gizi dengan daya konsentrasi pada pasien talasemia beta mayor di RSUD
Majalengka adalah sangat lemah (r=0,077) dan tidak signifikan (p=0,647). Daya
konsentrasi dapat dipengaruhi oleh status gizi, akan tetapi tampaknya ada faktor
lain dapat memengaruhi daya konsentrasi pada pasien talasemia beta mayor di
RSUD Majalengka.
Kata Kunci: Daya konsentrasi, Status gizi, Talasemia beta mayor, Stroop color
and word test (SCWT)