Abstract:
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) di Indonesia pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus sehingga
menempatkan Indonesia berada di posisi kedua setelah India dalam insidens TB
tertinggi di dunia. Salah satu faktor utama penyakit TB dari masa ke masa adalah
penurunan imunitas akibat gangguan pada sistem imun pasien. Saat ini diabetes
melitus (DM) menjadi salah satu penyebab terbanyak gangguan imun yang
mendukung perkembangan TB. Insidensi kasus diabetes melitus (DM) semakin
meningkat setiap tahun sehingga menyebabkan prevalensi TB di Indonesia juga
ikut meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran foto toraks
antara pasien TB dewasa yang memiliki riwayat DM dengan yang tidak memiliki
riwayat DM di RSUD Al-Ihsan Bandung bulan Januari−Agustus 2019. Subjek
penelitian adalah pasien TB dewasa usia 40-70 tahun yang memiliki riwayat DM
maupun tidak. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode crosssectional.
Pengambilan sampel menggunakan total sampling, dengan jumlah
sampel dari rekam medis sebanyak 405 orang serta yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi sebanyak 380 orang. Pengambilan data
dilakukan bulan Mei hingga November 2019. Gambaran foto toraks pada pasien
TB dewasa tanpa riwayat DM paling banyak berupa corakan bronkovaskular
sebanyak 191 kasus, infiltrat yang ada di lapang atas paru kanan sebanyak 132
kasus, infiltrat yang ada di lapang atas paru kiri sebanyak 117 kasus. Gambaran foto
toraks pada pasien TB dewasa dengan riwayat DM paling banyak berupa corakan
bronkovaskular sebanyak 17 kasus, infiltrat yang ada di lapang atas paru kiri
sebanyak 12 kasus, infiltrat yang ada di lapang tengah paru kiri sebanyak 10 kasus.
Setiap pasiennya dapat memiliki lebih dari satu jenis dan letak lesi.
Kata kunci: Diabetes melitus, Foto toraks, Tuberkulosis dewasa