dc.description.abstract |
Tugas perawat dipersepsikan sebagai beban kerja yang berat ketika pasien yang
yang termasuk kedalam perawat mandiri ingin dilayani seperti pasien yang
membutuhkan perawat khusus dari perawat sedangkan perawat harus merawat
pasien lain, kurangnya waktu dalam pengumpulan laporan, tidak adanya
pemeriksaan laporan yang dikerjakan, ketika menunggu dokter yang belum hadir
sedangkan pasien ingin segera dilayani, perubahan shift kerja, perawat yang harus
ikut membersihkan ruang rawat inap. Perawat mempersepsikan beban kerja yang
berat cenderung memiliki perilaku kerja yang buruk seperti mengganti perban
yang tidak rapih, telat memberikan infuse, menumpuknya pekerjaan, tidak
menggunakan waktu dengan baik dan cenderung bekerja seadanya sehingga
berdampak pada tampilan kerja yang buruk. Perawat dengan tampilan kerja yang
buruk tentunya merupakan masalah bagi rumah sakti, karena sumber daya yang
paling potensial tidak dapat berperan secara optimal yang selanjutnya akan
berdampak terhadap kemajuan rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Penelitian ini merupakan studi
populasi yang berjumlah tiga puluh orang. Data yang diperoleh merupakan data
ordinal sehingga pengolahan datanya menggunakan uji korelasi rank spearman.
Alat ukur beban kerja dibuat dan dikembangkan oleh peneliti sendiri yang
mengacu pada teori (Keith Davis, 1985), sedangkan alat ukur tampilan kerja
dibuat dan dikembangkan oleh peneliti sendiri yang mengacu pada teori Maier
(Asad, 1991:53).
Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat hubungan negatif antara beban kerja
dengan tampilan kerja perawat bagian rawat inap Rumah Sakit Halmahera Siaga
Bandung. Didapatkan hasil, beban kerja dengan tampilan kerja rs= -0.797; dan
kedepan aspek beban kerja memiliki hubunga yang erat dengan buruknya
tampilan kerja perawat rawat inap, artinya bahwa kedelapan aspek beban kerja
memiliki kontribusi terbesar dalam buruknya tampilan kerja. |
en_US |