Transcendental communication in general is communication that occurs between man and God or spiritual communication of religion. The communication is based on religious values. Muslims can do spiritual communication through inner practices, such as prayer, dhikr, and other prayers. Communication of transcendental in worship can be likened to that of the Lord as a recipient of the message (communicant), being the perpetrator acted as the sender of the message (the communicator), source (source) is of the perpetrators or the events experienced, the medium (channel) is prayer or our prayer, (effect) is the peace of mind that we will get or symbols and other signs that a god-send to us. The transcendental form of communication contained in worship is verbally viewed from the perspective of semiotics: to carry out communication with someone important ones must use manners especially with the Almighty to be with ethics an excellent one to interpret the signs were there in the prayer from motion until reading the prayer itself.
Komunikasi transendental secara umum yaitu komunikasi yang terjadi antara manusia dan Tuhan atau komunikasi spiritual yang berkaitan dengan agama. Artinya, komunikasi yang didasari oleh nilai-nilai agama. Bagi manusia yang beragama Islam, dapat melakukan komunikasi spiritual melalui amalan batin, seperti shalat, dzikir, dan do’a-do’a yang lainnya.Komunikasi transendental dalam ibadah shalat dapat diibaratkan bahwa Tuhan adalah sebagai penerima pesan(communican), sedang pelaku bertindak sebagai pengirim pesan (communicator), sumbernya (source) adalah dari para pelakunya atau kejadian yang dialami, medianya (channel) adalah shalat atau doa kita, (effect) adalah ketenangan jiwa yang akan kita dapatkan atau simbol-simbol dan tanda-tanda lainya yang tuhan kirimkan kepada kita.Bentuk-bentuk komunikasi transendental yang terdapat dalam ibadah shalat secara verbal dilihat dari perspektif semiotika: untuk melaksanakan komunikasi dengan seseorang yang penting saja harus menggunakan tatakrama apalagi dengan Yang Maha Kuasa harus dengan etika yang sangat baik salah satunya dengan memaknai tanda-tanda yang ada dalam shalat mulai dari gerakan hingga bacaan shalat itu sendiri.