dc.contributor |
|
|
dc.contributor |
|
|
dc.creator |
Syarofah, Siti |
|
dc.creator |
Iskandar, M Roji |
|
dc.creator |
Dery, Tamyiez |
|
dc.date |
2016-02-19 |
|
dc.identifier |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum_keluarga_islam/article/view/2762 |
|
dc.description |
Every marriage is intended to last forever. However, due to certain reasons, a marriage can be ended. One possible cause is economic difficulties. The issue of the fulfillment of livelihood and subsistence often make home life become less happy. Therefore, many husbands decide to leave. Sometimes, departure of husband for a living can be up to years without word. Sometimes, assumption or estimate regarding the status of a husband occurs: whether he is alive or dead. A wife who is left by the husband for a long time without news about the whereabouts sometimes feel physically and spiritually unhappy, and so do the children and other relatives. In the teachings of Islam, a lost husband is known as mafqud (literally: missing). This study aims to determine the marital status of wife who still have mafqud (lost) husband from the perspective of Malikite and Shafi'ite schools, as well as its relevance to Act 1 of 1974 on Marriage. This study used a normative approach; the problem is resolved under the terms Nash by using inductive thinking method. It is an analysis that starts from a series of special knowledge or facts to determine the general conclusions. The data collection techniques cover library research, or literature study, in the form of books, magazines, the Qur'an, hadith, and law or legal opinion. |
|
dc.description |
Perkawinan bertujuan untuk selama-lamanya, tetapi karena sebab-sebab tertentu dapat saja terputus di tengah jalan: salah satu penyebabnya adalah kesulitan ekonomi. Dalam hal pemenuhan nafkah dan kebutuhan hidup sering membuat kehidupan rumah tangga menjadi kurang bahagia, sehingga tidak sedikit suami memutuskan untuk merantau jauh. Kepergian suami untuk mencari nafkah terkadang tidak hanya berbulan-bulan akan tetapi bahkan sampai bertahun-tahun tanpa kabar berita. Kadang terjadi aggapan atau perkiraan mengenai status keberadaan suami apakah masih hidup atau sudah meninggal. Seorang istri yang ditinggal lama suaminya tanpa ada kabar berita mengenai keberadaanya terkadang istri merasa di zhalimi secara lahir maupun batin, demikian juga anak dan keluarganya yang lain. Dalam Islam, suami hilang dikenal dengan istilah mafqud (hilang).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status perkawinan istri yang masih memiliki suami mafqud (hilang) menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i serta relevansinya dengan Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif, yaitu permasalahan diselesaikan menurut ketentuan Nash dengan menggunakan metode berfikir induktif, yaitu suatu analisis yang berawal dari rangkaian pengetahuan atau fakta yang khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Adapun untuk teknik pengumpulan data, salah satu teknik yang dilakukan penulis adalah kajian pustaka (library research), literatur yang digunakan dapat berbentuk buku, majalah, al-Qur’an, hadits, perundang-undangan ataupun pendapat hukum yang mempunyai kompetensi lain. |
|
dc.format |
application/pdf |
|
dc.language |
ind |
|
dc.publisher |
Universitas Islam Bandung |
|
dc.relation |
http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/hukum_keluarga_islam/article/view/2762/pdf |
|
dc.source |
Prosiding Hukum Keluarga Islam; Vol 2, No 1, Peradilan Agama (Februari, 2016); 27-32 |
|
dc.source |
Prosiding Hukum Keluarga Islam; Vol 2, No 1, Peradilan Agama (Februari, 2016); 27-32 |
|
dc.source |
2460-6391 |
|
dc.subject |
Proceedings of the Law of Islamic Family |
|
dc.subject |
Marital status, Mafqud (Missing) Husband, Law of Marriage |
|
dc.subject |
Peradilan Agama |
|
dc.subject |
Status Perkawinan, Suami mafqud (hilang), Undang-undang Perkawinan |
|
dc.title |
The Marital Status of a Woman Who Still Have a Mafqud Husband According to Malikite and Shafi’ite Schools and Its Relevance to Law 1 of 1974 on Marriage |
|
dc.title |
Status Perkawinan Istri yang Masih Memiliki Suami Mafqud menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i serta Relevansi dengan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/article |
|
dc.type |
info:eu-repo/semantics/publishedVersion |
|
dc.type |
Peer-reviewed Article |
|
dc.type |
Qualitative |
|
dc.type |
kualitatif |
|