Abstract:
Seni bela diri tradisional Gulat Benjang tidak semata-mata warisan dari nenek moyang yang perlu dilestarikan. Namun juga memiliki pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. Pesan moral yang berasal dari gerakan-gerakan khas dari seni bela diri ini juga dapat membantu individu, khususnya pebenjang dalam membentuk konsep diri. Peneliti mengetahui lebih dalam mengenai kesenian bela diri tradisional ini dengan mengunjungi Kelompok Seni Budaya Pasanggrahan Mekar Jaya sebagai objek penelitian. Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui objek khas dan makna simbol yang terkandung dalam Kesenian Bela Diri Gulat Benjang tersebut, serta untuk mengetahui pembentukan konsep diri pebenjang dalam kehidupan sehari-hari di Kelompok Seni Budaya Pasanggrahan Mekar Jaya, Ciporeat, Ujung Berung, Bandung. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan perspektif interaksionisme simbolik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan tiga orang informan, observasi lapangan, dan mengumpulkan berbagai literatur, buku, dan tulisan yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian menemukan, bahwa objek khas pada bela diri gulat benjang terdiri dari gaya busana, artefak, waktu dan lokasi pelaksanaan, serta gerakan tubuh. Makna dari objek khas tersebut, dikatakan cukup efektif karena mampu menjadi simbol yang jelas dari kandungan makna di dalamnya, sehingga mampu digunakan dalam interaksi sosial dan pembentukan konsep diri yang positif dan negatif dalam diri para pebenjang.