Abstract:
Pondok Pesantren Al Basyariyah merupakan Pondok Pesantren Modern
dan terakreditasi A. Pondok ini memiliki banyak peraturan. Setiap peraturan yang
dilanggar ada sanksi yang tegas. Namun pada kenyataanya terdapat banyak
pelanggaran yang dilakukan oleh santri putri kelas VIII Tsanawiyah yakni 54%
santrinya melakukan pelanggaran. Pelanggaran yang dilakukan tersebut seperti
kabur dari pondok pesantren, membolos, terlambat datang ke pesantren setelah
perpulangan ke rumah, tidak berbahasa Arab/Inggris di lingkungan pesantren,
tidak menggunakan pakaian yang sesuai dengan ketentuan, memiliki relasi yang
kurang baik dengan guru dan teman serta kurang dapat menerima tanggung jawab
apabila diberikan tugas. Hal tersebut mengindikasikan adanya permasalahan
dalam penyesuaian sosial di sekolah. Santri yang melakukan pelanggaran merasa
bahwa suasana di pesantren berdampak terhadap perilaku mereka termasuk
perilaku melanggar aturan sekolah. Para santri memandang bahwa suasana di
pesantren kurang nyaman dan hubungan para santri dengan guru juga tidak dekat.
Para santri juga memandang bahwa peraturan yang diterapkan oleh pesantren
tidak adil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keeratan hubungan
antara persepsi terhadap iklim sekolah dengan penyesuaian sosial santri putri
kelas VIII Tsanawiyah Ponpes Al Basyariyah Bandung yang melakukan
pelanggaran. Metode yang digunakan adalah Korelasional dengan jumlah
populasi sebanyak 80 orang. Persepsi iklim sekolah menggunakan kuesioner berdasarkan teori Iklim Sekolah dari Freiberg dan penyesuaian sosial di sekolah dengan kuesioner berdasarkan teori dari Schneider. Hasil pengolahan data dengan Korelasi Rank Spearman, terdapat hubungan positif yang cukup erat/sedang antara persepsi terhadap iklim sekolah dengan penyesuaian sosial di sekolah (rs=0,594), artinya semakin negatif persepsi terhadap iklim sekolah maka semakin buruk penyesuaian sosial di sekolah pada santri putri kelas VIII Tsanawiyah Ponpes Al Basyariyah Bandung yang melakukan pelanggaran.