dc.description.abstract |
Diketahui bahwa garis imajiner nol derajat atau garis Khatulistiwa hanya
melintas pada 12 negara di dunia yaitu Negara Equador, Kolombia, Brazil,
Gabon, Kongo, Republic Kongo, Uganda, Kenya Somalia, Maldives, Indonesia
dan Krinbati. Kota Pontianak merupakan salah satu Kota di Indonesia yang tepat
dilewati garis imajiner nol derajat atau garis khatulistiwa. Di Kota Ponttianak,
terdapat Kawasan Tugu Khatulistiwa, dimana pada kawasan ini terletak
bangunan monumental yang dijadikan sebagai landmark Kota Pontianak yang
berupa Tugu Khatulistiwa, yang menjadi simbol kawasan yang tepat dilewati
garis imajiner nol derajat. Kawasan Tugu Khatulistiwa ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Cagar Budaya, Kawasan Strategis Sumberdaya Alam dan
Teknologi, Kawasan Pariwisata Budaya (RTRW Kota Pontianak, 20130 dan
sebagai Taman yang Dikelola oleh Pemerintah Darah (Masterplan RTH Kota
Pontianak, 2010).
Kawasan Tugu Khatulistiwa memiliki keuikan dan peruntukan fungsi
kawasan yang masih belum dimanfaatkan dan direalisasikan secara maksimal,
yang dapat memberikan daya tarik bagi kawasan ini. Citra Kawasan Tugu
Khatulistiwa tidak sesuai dengan keunikan dan peruntukan kawasannya, dimana
image kawasan tidak mencerminkan sebagai kawasan strategis Cagar Budaya
maupun Kawasan Strategis Sumberdaya Alam dan Teknologi. Kemudian,
Sebagai Kawasan yang diewati garis khayal yang memiliki bangunan
monumental didalamnya, tidak dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan
dan pembangunan kawasan disekitarnya, sehingga tidak terjadi keserasian
pembangunan.
Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi dan memberikan arahan
peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa, dengan mengidentifikasi elemen
pembentuk citra Kawasan Tugu Khatulistiwa berdasarkan elemen pembentuk
citra kota menurut Kevin Lynch. Metodologi yang digunakan yaitu melalui analisis
kualitatif yang didasarkan pada kebijakan dan kondisi eksisting di lapangan,
terkait dengan lima elemen pembentuk citra kota yaitu District, landmark, path,
node, dan edge.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa dibutuhkan penambahan dan
peningkatan lima elemen citra kota pada Kawasan Tugu Khatulistiwa. Output dari
penelitian ini berupa usulan pengembangan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa di
Kota Pontianak yang meliputi peningkatan District, landmark, path, node, dan
edge yang sesuai dengan keunikan dan peruntukan kawasannya. |
en_US |