Abstract:
Kasus mengenai perdagangan manusia dan penganiayaan terhadap buruh migran, menjadi permasalahan serius di Indonesia. Informasi mengenai kasus itu akan menjadi konsumsi khalayak ketika media mempublikasikannya dan dengan cepat tersebar luas. Radio komunitas Caraka FM bukan hanya sebuah radio yang berfungsi sebagai media hiburan, dan informasi saja, melainkan juga sebagai media advokasi buruh migran, khususnya untuk warga Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur wacana/teks, posisi discourse practice, posisi sosiocultural practice dan potensi radio komunitas Caraka FM sebagai media advokasi berdasarkan paradigma kritis.
Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Objek Penelitian adalah siaran radio program acara talk show dengan tema permasalahan perdagangan manusia. Hasil penelitiannya bahwa struktur teks/skrip siaran talk show banyak mendukung pihak pemerintah. Untuk posisi discourse practice, pola kerja dan latar belakang penyiar dalam produksi wacana berpengaruh besar. Praktik sosial budaya banyak dipengaruhi oleh situasi politik yang demokrasi, institusi pemerintah dan budaya masyarakat. Dengan langkah awal untuk distribusi informasi program acara talk show juga menjadi bentuk agen perubahan sosial.