dc.description.abstract |
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh insufisiensi atau defisiensi insulin dimana prevalensinya cukup tinggi di Indonesia. Flavonoid dan tannin pada kulit buah salak diduga dapat menurunkan glukosa darah sehingga dilakukan pengujian antidiabetes ekstrak etanol kulit buah salak pada mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan (dosis tunggal 70 mg/kg BB i.v). Enam kelompok mencit diberi perlakuan selama 21 hari yaitu kelompok I dan II sebagai kontrol, kelompok III, IV, V sebagai kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol kulit buah salak dengan dosis 4,2 mg; 8,4 mg; 16,8 mg/20 g BB, dan kelompok VI sebagai pembanding diberikan glibenklamid 0,013 mg/20 g BB. Data didapatkan dari pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer pada sebelum induksi (t-3 hari), setelah induksi (t0 hari) dan setelah perlakuan (t7 hari, t14 hari, t21 hari), kemudian dilakukan analisa data secara ANOVA dan LSD pada selisih penurunan glukosa darah. Hasil pengujian menunjukkan signifikansi berbeda bermakna di hari ke-21 pada ekstrak dosis 16,8 mg/20 g BB dan pembanding glibenklamid 0,013 mg/20 g BB (p < 0,05) terhadap kontrol positif. Ekstrak etanol kulit buah salak mengandung banyak metabolit sekunder yaitu alkaloid, polifenolat, flavonoid, tannin, kuinon, menoterpen dan sesquiterpen sehingga berdasarkan pengujian dan adanya kandungan tersebut, ekstrak etanol kulit buah salak memiliki potensi menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes mellitus. |
en_US |