dc.description.abstract |
Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan
syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon
tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Jadi, tidak mungkin akhlak ini akan
terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.
Namun melihat fenomena yang terjadi kehidupan pada zaman sekarang ini sudah jauh
dari nilai-nilai yang terkandung didalam al-Qur’an. Akibatnya bentuk penyimpangan
terhadap nilai tersebut mudah ditemukan dikehidupan masyarakat. Minimnya
pengetahuan masyarakat terhadap pemahaman al-Qur’an, akan semakin
memperparah kondisi masyarakat berupa dekadensi moral. Oleh karena itu, untuk
memurnikan kembali kondisi yang sudah tidak relevan dengan ajaran Islam, satusatunya
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kembali kepada ajaran yang
terdapat di dalamnya. Surat Al-Hujurat ayat 11 membahas tentang menciptakan
suasana yang harmonis di antara lingkungan masyarakat. Sehingga akan tercipta
pribadi yang santun sesuai dengan tuntunan al-Qur.an.
Adapun rumusan masalah sekaligus yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui : (1) Pendapat para mufassir tentang La Yaskhar, La
Talmizzu, La Tanaabazuu bil Alqaabi dalam QS. Al-Hujurat ayat 11 (2) Esensi yang
terkandung dalam QS. Al-hujurat ayat 11 (3) Pendapat ahli pendidikan tentang akhlak
madzmumah (4) Nilai-nilai pendidikan dari QS Al-hujurat ayat 11 tantang La
Yaskhar, La Talmizzu, La Tanaabazuu bil Alqaabi.
Hasil dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa nilai-nilai pendidikan yaitu :
(1) Mengolok-olok, mencela dan memanggil dengan gelar buruk termasuk akhlak
madzmumah (2) Perbuatan tersebut dapat membangun permusuhan, pertengkaran
serta akan merusak sendi-sendi kemanusiaan (3) Guru mempunyai tanggung jawab
untuk menjelaskan bahwa mengolok-olok, mencela dan memanggil dengan gelar
buruk termasuk sesuatu yang dapat merugikan diri sendiri. |
en_US |