dc.contributor.author |
Yahya, M. Wildan |
|
dc.date.accessioned |
2015-09-29T03:15:40Z |
|
dc.date.available |
2015-09-29T03:15:40Z |
|
dc.date.issued |
2014 |
|
dc.identifier.uri |
http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/view/714#.Vgisn7XRpMY |
|
dc.description.abstract |
Prasangka berpangkal pada kelompok (group based) yang merupakan suatu fenomena sosial. Jadi, prasangka bukan merupakan bias-bias individu, atau ketidaksenangan seseorang kepada orang atau kelompok lain; melainkan merupakan “sikap kelompok”. “Prasangka” merupakan suatu kondisi pemikiran, perasaan, dan minat; bukannya suatu tindakan. Namun demikian, prasangka mempengaruhi tindakan seseorang (kelompok) terhadap orang atau kelompok lain. Di Indonesia parasangka ini memainkan peranan penting dalam membangkitkan amarah untuk kemudian bertindak secara kasar, sehingga mengakibatkan adanya amuk massa dan berbagai tindakan anarkis lainnya. Amuk massa yang merupakan karakter etnis Melayu menjadikan suku bangsa di Indonesia dapat dipengaruhi olehnya secara meluas. Kondisi yang seperti itu berujung kepada berujung pada konflik sosial atau konflik horizontal. Bila sudah demikian maka umat Islam menjadi kelompok yang terdampak spaling signifikan. Agenda umat Islam ke depan perlu mewaspadai akan adanya gerakan-gerakan yang melibatkan simbol-simbol keagamaan secara serampangan. Oleh karena itu pemahaman terhadap Islam perlu diletakkan dalam konteks dan substansi yang benar. Tidak cukup hanya dengan membaca teks dan kemudian kemudian menjadi skripturalis. |
en_US |
dc.publisher |
Pusat Penerbitan Universitas (P2U) - LPPM Unisba |
en_US |
dc.subject |
Prasangka, konflik sosial, skriptural, bias pemahaman, |
en_US |
dc.title |
Prasangka Dan Konflik Sosial Dalam Perpektif Islam |
en_US |
dc.type |
Article |
en_US |