Television show has a positive and negative effect to society. In addition to delivering information, entertainment, education and values of social transformation, there are still many television shows violence, sexual abuse, mystical, or convey information that is not correct. This study aims to explain the consumption patterns and typical behaviors of students Fikom Unisba in watching “(Masih) Dunia Lain” in Trans7. This study used a qualitative method with case study approach. The object studied is the pattern of media consumption, where the data source is 4 (four) people Fikom Unisba S1 level students are divided into two types, namely light and heavy viewer viewer. Results show that consumption patterns viewer informant light type are often alternated channel, has little time watching at night, do not have a specific time in watching "(Still) Other World", the use of television and the internet in proportion to watch the show, and will not be watched impressions “(Masih) Dunia Lain”in an environment that did not like the show. Typical behavior of student-type heavy viewer is afraid of ghosts or a quiet place, less rational, and easily hysterical when subjected to stressful events. For students, light viewer, media literacy skills lead students more rational and assume that the show is only part of the entertainment industry.
Tayangan televisi memiliki pengaruh positif dan negatif bagi masyarakat. Selain menyampaikan informasi, hiburan, edukasi dan nilai-nilai transformasi sosial, masih banyak tayangan televisi yang menampilkan adegan kekerasan, pelecehan seksual, mistis, ataupun menyampaikan informasi yang tidak benar. Dalam menghadapi hal tersebut khalayak harus memiliki kemampuan literasi media yang baik sehingga dampak negatif dari berbagai tayangan televisi dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan pola konsumsi mahasiswa Fikom Unisba dan perilaku khas mahasiswa Fikom Unisba dalam menonton tayangan “(Masih) Dunia Lain” di Trans7. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Obyek yang diteliti adalah pola konsumsi media, dimana sumber data adalah 4 (empat) orang mahasiswa tingkat S1 Fikom Unisba yang dibagi ke dalam dua tipe, yaitu light viewer dan heavy viewer. Hasil menunjukan Pola konsumsi informan tipe light viewer adalah sering berganti-ganti channel, memiliki sedikit waktu menonton tayangan pada malam hari, tidak memiliki waktu khusus dalam menonton “(Masih) Dunia Lain”, penggunaan televisi dan internet secara proporsional untuk menyaksikan tayangan, serta tidak akan menyaksikan tayangan “(Masih) Dunia Lain” di lingkungan yang tidak menyukai acara tersebut. Perilaku khas dari mahasiswa tipe heavy viewer adalah merasa takut terhadap hantu ataupun tempat yang sepi, kurang rasional, dan mudah histeris ketika mengalami peristiwa menegangkan. Bagi mahasiswa jenis light viewer, kemampuan literasi media menyebabkan mahasiswa lebih rasional dan menganggap bahwa tayangan tersebut hanya bagian dari industri hiburan