Abstract. This study was conducted to see the sedative-hypnotic of the ethanolic effect extract of bitter leaf. Sedative-hypnotic activity test conducted on male Swiss Webster mice by testing the acceleration of the onset of sleep. Four groups of mice were prepared, the first group as a control given the suspension CMC Na and groups 2,3 and 4 as a test of ethanolic effect extract of bitter leaf given at a dose of 25 mg / kg, 50 mg / kg, and 100 mg / kg given one hour before sleep induction with diazepam 1 mg / mL intravenous. Sleep onset period recorded. From all tests can be seen that the ethanolic extract of the bitter leaf had sedative-hypnotic effect that can be seen with the differences in onset time faster. The best dose obtained in groups of 4 given a dose of 100 mg / kg with an mean onset of 27.83 seconds (P = 0.000) compared to the control group. The test results with ANOVA showed the P value = 0.000 which means that there are significant differences between the two treatment groups: control group and the test group with a P value <0.05. While the result of LSD test showed significant differences between the control group to test group with p <0.05, which means the test group had a faster onset of sleep compared to the control group.Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktifitas sedatif-hipnotik dari ekstrak etanol daun afrika. Pengujian aktifitas sedatif-hipnotik dilakukan terhadap mencit Swiss Webster jantan melalui pengujian percepatan onset waktu tidur. Sebanyak 4 kelompok mencit, dimana kelompok pertama sebagai kontrol diberikan suspensi CMC Na dan kelompok 2,3 dan 4 sebagai uji diberikan ekstrak etanol daun afrika dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB, dan 100 mg/kg BB yang diberikan satu jam sebelum induksi tidur dengan diazepam 1 mg/mL secara intra vena. Periode onset tidur dicatat untuk setiap mencit. Dari keempat pengujian tersebut dapat terlihat bahwa ekstrak etanol daun afrika memiliki efek sedatif-hipnotik yang dapat dilihat dengan adanya perbedaan waktu onset yang lebih cepat. Dosis terbaik didapat pada kelompok 4 yang diberikan dosis 100 mg/kg BB dengan rata-rata onset 27,83 detik (P = 0,000) dibandingkan kelompok kontrol. Hasil pengujian dengan ANOVA menunjukkan nilai P = 0,000 yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan bermakna pada dua kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol dan kelompok uji dengan nilai P < 0,05. Sedangkan hasil uji LSD menunjukan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok uji dengan p < 0,05 yang berarti kelompok uji memiliki onset tidur yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan untuk melihataktifitas sedatif-hipnotik dari ekstrak etanol daun afrika. Pengujian aktifitas sedatif-hipnotik dilakukan terhadap mencit Swiss Webster jantan melalui pengujian percepatan onset waktu tidur. Sebanyak 4 kelompok mencit, dimana kelompok pertama sebagai kontrol diberikan suspensi CMC Na dan kelompok 2,3 dan 4sebagai uji diberikan ekstrak etanol daun afrika dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB, dan 100 mg/kg BB yang diberikan satu jam sebelum induksi tidur dengan diazepam 1 mg/mLsecara intra vena. Periode onset tidur dicatat untuk setiap mencit. Dari keempat pengujian tersebut dapat terlihat bahwa ekstrak etanol daun afrika memiliki efek sedatif-hipnotik yang dapat dilihat dengan adanya perbedaan waktu onset yang lebih cepat.Dosis terbaik didapat pada kelompok 4 yang diberikan dosis 100 mg/kg BB dengan rata-rata onset 27,83 detik (P = 0,000) dibandingkan kelompok kontrol.Hasil pengujian dengan ANOVA menunjukkan nilai P = 0,000 yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan bermakna pada dua kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol dan kelompok uji dengan nilai P< 0,05. Sedangkan hasil uji LSD menunjukan adanya perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok uji dengan p < 0,05 yang berarti kelompok uji memiliki onset tidur yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.