Abstract.Harp (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) is one of the traditional medicinal plants from the family Meliaceae, contains flavonoids, saponins and polyphenols which can be used as an antifungal. One of the diseases caused by Candida albicans is candidiasis. Harp plant, commonly used to treat the disease. This study aied to determine the antifungal activity of harp leaves (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) in inhibiting the growth of Candida albicans. The antifungal activity test of ethanol extract of harp leaves against Candida albicans was doing agar diffusion method with perforation in Saboraud Dextrose Agar (SDA) medium. The ethanol extract of harp leaves on the concentration of 15% gave antifungal activity that indicated with inhibition zone formed on agar plate. The fractination of ethanol extract was using liq-liq Extraction produce three fractions, i.e. n-hexane. Ethylacetate and water fraction. Ethylacetate fraction performed the higher antifungal activity followed by n-hexane fraction, ethanol extract and water fraction with inhibition zone performed as follow 23; 19,2; 18,2; and 13 mm. The compounds on ethylacetate fraction was monitored by Thin Layer Chrom (TLC) method using H2SO4 10% as Fixer reagent.Abstrak.Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) merupakan salah satu tanaman obat tradisional dari suku Meliaceae, mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol yang dapat digunakan sebagai antifungi. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh Candida albicans yaitu Candidiasis. Tanaman kecapi di masyarakat, biasa digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur daun kecapi (Sandoricum koetjape ( Burm.f.) Merr) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun kecapi terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi agar dengan perforasi pada media Saboraud Dextrose Agar (SDA). Ekstrak etanol daun kecapi pada konsentrasi 15% memberikan aktivitas antifungi yang ditandai dengan membentuk zona hambat pada plat agar. Fraksinasi ekstrak etanol dilakukan secara Ekstraksi Cair-Cair (ECC). Aktivitas antifungi tertinggi ditunjukan oleh fraksi etilasetat sebesar (23 mm), diikuti oleh fraksi N-heksana sebesar (19,2 mm), ekstrak etanol sebesar (18,2 mm), dan fraksi air sebesar (13 mm). Kemudian dilakukan pemantauan komponen dalam fraksi etilasetat secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan penampak bercak universal H2SO4 10% dalam methanol.
Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr) merupakan salah satu tanaman obat tradisional dari suku Meliaceae, mengandung senyawa flavonoid, saponin dan polifenol yang dapat digunakan sebagai antifungi. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh Candida albicans yaitu Candidiasis. Tanaman kecapi di masyarakat, biasa digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur daun kecapi (Sandoricum koetjape ( Burm.f.) Merr) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Uji aktivitas antifungi ekstrak etanol daun kecapi terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi agar dengan perforasi pada media Saboraud Dextrose Agar (SDA). Ekstrak etanol daun kecapi pada konsentrasi 15% memberikan aktivitas antifungi yang ditandai dengan membentuk zona hambat pada plat agar. Fraksinasi ekstrak etanol dilakukan secara Ekstraksi Cair-Cair (ECC). Aktivitas antifungi tertinggi ditunjukan oleh fraksi etilasetat sebesar (23 mm), diikuti oleh fraksi N-heksana sebesar (19,2 mm), ekstrak etanol sebesar (18,2 mm), dan fraksi air sebesar (13 mm). Kemudian dilakukan pemantauan komponen dalam fraksi etilasetat secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan penampak bercak universal H2SO4 10% dalam methanol.