Abstract:
PT Cibaliung Sumberdaya, Provinsi Banten, merupakan salah satu produsen
emas yang bahan bakunya ditambang atau diambil sendiri. Dalam melakukan kegiatan
penambangan, PT Cibaliung Sumberdaya kerap kali menghadapi masalah air limbah.
PT Cibaliung Sumberdaya memiliki 2 portal yaitu, portal Cikoneng dan portal
Cibitung. Portal Cikoneng memiliki kondisi air limbah yang lebih basa (pH > 8,5) dibanding
Cibitung yaitu (pH ≤ 8,5).
Nilai pH yang diperbolehkan oleh PT Cibaliung Sumberdaya agar air limbah
secara aman dapat dialirkan ke sungai yakni 7 - 8,5. Hal ini meninjau kepada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 202 tahun 2004 tentang baku mutu air limbah bagi
usaha dan atau kegiatan pertambangan bijih emas.
Air limbah dari portal Cikoneng memliki kondisi yang basa dengan pH > 8,5
sehingga dilakukan penetralan dengan menggunakan HCl. Akan tetapi HCl yang dialirkan ke
parit untuk penetralan tidak diatur dengan baik sehingga HCl dibiarkan terus mengalir
akibatnya penggunaan HCl kurang efisien.
Penelitian dilakukan pada sampel yang diambil dari titik pemantauan Cikoneng
inlet 1. Sampel air limbah yang diambil memiliki pH >8,5. Pengujian dilakukan dengan tujuan
agar air limbah dapat dikelola dengan baik dan dapat dipakai sesuai dengan kebutuhan.
Adapun pengujian yang dilakukan menggunakan analisis perhitungan debit HCl
dan analisis metode roll bottle. Tujuan dilakukan analisis ini untuk mengetahui perbandingan
volume HCl yang dibutuhkan sesuai kelayakan nilai pH. Berdasarkan hasil pengujian dan
perhitungan diperoleh nilai total debit HCl sebesar 57,8 mL/detik. Dari hasil analisis dengan
metode roll bottle, dengan 3 variasi volume HCl (menggunakan konsentrasi HCl 1%) yang
digunakan yaitu, 1 mL (20 tetes), 0,8 mL (16 tetes), dan 0,6 mL (12 tetes) didapatkan nilai
pH yang beragam. Dari ketiga perbandingan volume HCl tersebut, volume HCl 1 mL paling
optimal untuk mencapai nilai pH yang diinginkan dan dilihat dari rata-rata penurunan persen
HCl karena pH yang diperbolehkan oleh perusahaan yaitu 8,5.